Mujur Pesawat Yang Salah Mendarat di Korut Tidak Ditembak Jatuh

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Rudal SAM Korut buatan Rusia efektif untuk tembak jatuh pesawat

Intisari-online.com -Kasus pesawat penumpang jenis Gulfstream yang mengangkut para delegasi sponsor Olimpiade musim dingin 2018 PyeungChang Korea Selatan (Korsel), yang salah mendarat di Pyeoangyang, Korea Utara (Korut) pada Jumat (31/3) lalu sebenarnya bisa berakibat fatal.

Hingga saat ini hubungan antara Korut dan Korsel masih tegang karena sejak Perang Korea berakhir pada 1953, dalam kondisi gencatan senjata. Artinya sewaktu-waktu kedua negara bisa terlibat peperangan lagi.

Dalam kondisi gencatan senjata maka baik militer Korut maupun Korsel selalu dalam kondisi siaga satu dan siap perang.

Peralatan tempur yang selalu disiagakan dalam kondisi gencatan senjata umumnya sistem pertahanan udara yang ada di darat dan di laut.

Oleh karena itu dalam kondisi gencatan senjata yang sangat sensitif itu, jika ada pesawat asing yang masuk ke wilayah udara Korut atau Korsel tanpa ijin bisa ditembak jatuh.

Penembakan bisa dilakukan dengan menggunakan jet-jet tempur atau rudal dari darat ke udara, SAM (Surface Air Missile).

Maka sewaktu pesawat yang mengangkut para delegasi sponsor Olimpiade musim dingin terbang dari China menuju ke PyeungChang koordinat penerbangannya keliru ditujukan ke Pyongyang karena faktor kealpaan pilot sungguh suatu kekeliruan serius.

Pasalnya, ketika berada di atas udara Korut, pesawat itu sebenrnya bisa ditembak jatuh.

Tapi yang terjadi justru keanehan. Pesawat bersangkutan bisa mendarat mulus di bandara Pyongyang dan setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas militer Korut, pesawat diperbolehkan lagi terbang menuju Korsel.

Ada dua kemungkinan atas sikap Korut itu. Sistem pertahanan udara yang digelar baik berupa jet tempur dan rudal sedang saat tidak aktif. Korut kerap mematikan sistem pertahanan udaranya demi penghematan.

Atau kemungkinan lainnya, Korut sengaja melepas pesawat bersangkutan karena milik China.

Dalam Perang Korea, korut banyak dibantu oleh China berupa pasokan persenjataan dan personel militer. Meskipun China ikut meradang gara-gara uji coba rudal nuklir Korut, tampaknya Korut masih menganggap China sebagai ‘’sahabat dekat’’.

(Berdasarkan Penelitian CLBK Disebabkan Oleh Hormon)

Artikel Terkait