Pesawat Militer AS Mendarat Darurat di Aceh, Beruntung Tidak Mendarat di China

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
,
Yoyok Prima Maulana

Tim Redaksi

Sebuah pesawat militer AS mendarat di Aceh Besar tanpa insiden
Sebuah pesawat militer AS mendarat di Aceh Besar tanpa insiden

Intisari-online.com - Sebuah pesawat Boeing 707-T 82 militer AS yang terbang dari pangkalan Diego Garcia menuju Kadena, Jepang terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar (Jumat 24/3/2017) akibat kerusakan mesin.

Pihak Bandara pun langsung menerima pesawat militer AS itu tanpa banyak tanya.

Dalam aturan dunia penerbangan internasional, jika ada sebuah pesawat sedang menghadapi masalah darurat seperti kerusakan mesin, ada prosedur yang sudah baku.

Pilot akan memutuskan melakukan pendaratan darurat di bandara terdekat setelah terlebih dahulu meminta ijin kepada menara kontrol (ATC).

Bandara terdekat sesuai prosedur internasional akan mempersiapkan proses pendaratan darurat pesawat bersangkutan. Pasalnya dalam penerbangan internasional pesawat yang sedang mengalami masalah darurat harus diprioritaskan demi alasan kemanusiaan dan keselamatan penerbangan.

Jika perlu, pihak bandara akanmengosongkan runway demi keselamatan pesawat yang akan melaksanakan pendaratan darurat.

Semua fasilitas bandara pun disiapkan untuk menyambut pendaratan darurat pesawat bersangkutan seperti tim medis dan pemadam kebakaran. Jika pesawat yang akan mendarat berpotensi kecelakaan, Basarnas terdekat pun segera dihubungi dan dilakukan koordinasi.

Bila pesawat yang mendarat adalah pesawat komersil, para penumpang tidak akan menghadapi masalah karena semuanya memiliki paspor dan selama masih berada di lingkungan Bandara tidak masalah.

Meskipun para penumpang terpaksa menginap di hotel terdekat, semua sudah diurus pihak maskapai penerbangan mulai dari proses imigrasi, penginapan, dan keberangkatan kembali setelah pesawat bisa terbang lagi.

Tapi jika yang sedang mendarat darurat pesawat militer masalahnya akan lain. Apalagi jika pesawat bersangkutan sedang mempunyai misi penerbangan militer yang tidak sesuai dengan aturan negara yang digunakan untuk mendarat darurat.

Pesawat dan kru-nya bisa ditahan. Biasanya insiden penahanan akan diselesaikan secara diplomatik antara dua negara.

Apalagi jika pesawat militer terpaksa mendarat darurat di negara yang menjadi musuhnya. Misalnya, pesawat militer AS mendarat darurat di kawasan China. Setelah mendarat semua kru akan menghancurkan peralatan dan dokumen dalam pesawat supaya tidak disita oleh ‘’musuh’’.

Para awak pun akan ditahan secara militer dan perlu waktu panjang untuk dibebaskan.

Bukan Hanya Bule, Orang Indonesia Juga Ada Yang Jadi Tentara Nazi

Pesawat militer AS yang mendarat di Aceh Besar cukup beruntung karena mendarat darurat di negera yang bersahabat. Para awak bahkan bisa menginap di hotel sambil menunggu perbaikan pesawat meskipun selalu dalam pengawasan Polisi Militer.

Apalagi pihak Kedubes AS sudah turun tangan sehingga permasalahan yang mungkin timbul bisa diantipasi. Pasalnya ada beberapa awak pesawat tidak membawa paspor.

Personel militer terbang dari AS menuju Jepang tanpa berbekal paspor sebenarnya merupakan kejadian janggal dalam kancah penerbangan internasional.

Artikel Terkait