Banyak Pasukan Khusus AS Tewas di Afghanistan, Kok Justru CIA yang Disalahkan?

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Dulu, Militer AS dan CIA termasuk yang memberikan andil besar dalam upaya mengalahkan pasukan Rusia.

Intisari-Online.com -Hingga saat ini pasukan AS dan para agen CIA terus melancarkan perang melawan terorisme global di Afganistan meski hasilnya makin tidak jelas.

Para pejuang Taliban yang selama ini merupakan musuh utama pasukan AS dan CIA justru makin menunjukkan keunggulan di medan tempur menggunakan taktik perang gerilya yang sudah teruji.

Sebelum Taliban menjadi pasukan tempur yang merajai medan perang di Afganistan, bersama para pejuang Mujahidin, mereka berhasil mengalahkan pasukan Rusia.

Militer AS dan CIA termasuk yang memberikan andil besar dalam upaya mengalahkan pasukan Rusia.

Mereka banyak membantu para gerilyawan Afganistan (Taliban dan Mujahidin) dengan mensuplai rudal Stinger untuk merontokkan pesawat-pesawat Soviet.

Setelah perginya pasukan Rusia dari Afganistan, karena saling berebut kekuasaan, antara pejuang Taliban dan Mujahidin malah saling bertempur satu sama lain.

Baca juga;Saat Taliban dan Pasukan Afghanistan Berdamai Rayakan Idul Fitri, ISIS Malah 'Mengganggu' dengan Serangan Bom

Pertempuran lokal yang juga mencerminkan konflik antar suku itu kemudian dimenangkan oleh Taliban.

Sebagai kelompok militan garis keras, Taliban makin kuat kekuasaannya ketika berafiliasi dengan kelompok Al Qaeda pimpinan Osama Bin Laden.

Tapi karena Osama Bin Laden, ‘kabur’ ke Afganistan akibat diusir oleh Arab Saudi, terkait sikap Osama yang tidak setuju terhadap kehadiran militer AS di Arab Saudi, Osama lalu mengajak Taliban menyerang AS.

Serangan teror yang didalangi Osama Bin Laden dan dilancarkan pada 11 September 2011 ke AS ternyata berhasil membuat shock berat AS.

Hanya dalam beberapa hari kemudian, militer AS menyatakan perang melawan terorisme global dengan cara menggempur Afganistan dan Irak.

Baca juga:Bukan Hanya Lakukan Gencatan Senjata, Militer Afghanistan dan Taliban pun Rayakan Idul Fitri Bersama, Indahnya Lebaran!

Meskipun Osama Bin Laden sendiri sudah berhasil ditangkap dan dibunuh oleh pasukan khusus AS di Pakistan (2011), upaya pasukan AS untuk menaklukkan para pejuang Taliban tak pernah berhasil.

Korban di pihak pasukan AS bahkan terus berjatuhan dan hingga bulan Juli 2018 sebanyak 2.372 personel pasukan telah tewas serta lebih dari 20 ribu personel lainnya luka-luka.

Cara bertempur pasukan khusus AS dan para agen CIA di Afganistan bahkan sering mencerminkan kakacauan prosedur dan koordinasi.

Pasalnya CIA sering memanfaatkan pasukan khusus untuk mendukung operasi-operasi rahasianya.

Sedangkan para pasukan khusus AS sebenarnya sudah memiliki cara tersendiri ketika bertempur.

Baca juga:Pesawatnya Ditembak Jatuh dan Dikira Tewas di Afghanistan 30 Tahun Lalu, Pilot Rusia Ditemukan dalam Kondisi Mengejutkan

Akibatnya pasukan khusus AS sering menderita jatuh korban karena kerap dimanfaatkan agen CIA yang nota bene bukan personel militer dan kurang terlatih selayaknya pasukan khusus.

Akibat sering gugurnya anggota pasukan khusus ketika sedang mendukung operasi CIA di Afganistan, para komandan pasukan khusus seperti Ranger dan Navy Seals pun mulai menyalahkan para agen CIA.

Pasalnya para anggota pasukan khusus justru menjadi ‘lemah’ ketika dimanfaatkan oleh CIA karena memiliki metode dan strategi tempur berbeda.

Misalnya saja pasukan khusus AS ketika bertempur masih mempertimbangkan aturan seperti tidak menyerang orang yang tidak bersenjata.

Sedangkan CIA dalam misinya cenderung menghalalkan segala cara sehingga sering melakukan kecerobohan.

Akibat kecerobohan itulah, pasukan khusus AS yang bertempur dibawah kendali CIA sering jadi korban, karena tidak bisa bertempur secara profesional.

Militer AS yang merasa kewalahan melawan Taliban akhirnya hanya memiliki satu pilihan, yakni melakukan perundingan damai dengan Taliban.

Biasanya setelah perundingan damai akan disusul penarikan mundur seluruh pasukan AS dari Afganistan.

Penarikan mundur pasukan itu jelas akan menjadi kekalahan telak bagi CIA dan militer AS. Seperti kekalahan pasukan AS di Vietnam (1975).

Artikel Terkait