Bagaimana Seharusnya Kita Memandang Orang Lain?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Perkawinan Tak Bahagia Dapat Memicu Penyakit Jantung

Intisari-Online.com – Fred dan Mary berkencan untuk pertama kalinya dengan makan malam. Fred mengusulkan rencana. Tiba-tiba Mary menumpahkan salad tanpa sengaja.

Fred membantu membersihkan baju Mary, “Mari saya bantu.” Kemudian Mary memberitahukan kunci rumahnya yang hilang. Fred menanggapi dengan tenang, “Saya juga sering kehilangan kunci rumah kok, Mary.”

Tiga tahun kemudian, setelah mereka menikah, mereka makan malam di luar. Salad Mary tumpah. Fred mengomel, “Payah kamu!” Mary memberitahukan kunci rumah hilang, Fred membentak, “Dasar pikun!”

Orang yang sama, situasi yang sama, tetapi berbeda sikap! Kita bebas memandang orang lain. Kita punya pilihan. Kalau kita ingin menyukai orang lain, kita jadi begitu toleran. Kalau ingin tidak disukai orang lain, kita perhatikan kesalahan orang lain. Bukan sikap orang lain yang menentukan perasaan kita terhadap mereka, melainkan sikap kita.

Kebanyakan di antara kita lebih sering berpikir tentang yang salah daripada yang benar. Mary menulis dua daftar tentang suaminya, Fred. Daftar pertama adalah daftar singkat istri¸yang berisi segala kekurangan Fred. Daftar yang kedua adalah daftar panjang janda¸yang berisi segala kebaikan Fred – keramahannya, rasa humornya, kemurahannya, dll.

Sepanjang perkawinannya dengan Fred, Mary berkonsentrasi pada daftar singkat istri. Daftar itu mengganggunya seperti “Dia selalu membiarkan koran-koran tergeletak tak beraturan di meja makan setelah sarapan”, atau “Dia selalu lupa menutup jamban”, dll. Suatu hari Fred malang tertabrak truk. Malam harinya barulah Mary beralih konsentrasi pada daftar panjang jandanya, “Fred itu seperti malaikat, ramah, pemurah, pekerja keras. Dia suami yang baik.”

Jika kita ingin mendaftar, haruskah kita buat dua daftar yang bertentangan? Fokuskanlah pada segala sikap baik orang lain, dan ketika kita kehilangan orang itu berpikirlah seperti, “Apakah dia memang mengorok waktu tidur?”

Orang=orang yang hanya memperhatikan kenegatifan orang lain biasanya berpendapat, “Saya realistis, kok!” Faktanya: Kita menciptakan realitas kita sendiri. Kita memilih pandangan terhadap pasangan kita dan orang lain.

Mulai sekarang, mari kita berkonsentrasi pada hal-hal yang kita sukai dari orang lain agar hubungan bertambah erat. Mungkin sulit, tetapi pasti berhasil!

Artikel Terkait