Find Us On Social Media :

Di Balik Gempa Lombok, Ini Alasan Pulau Lombok Sering Alami Gempa

By , Senin, 6 Agustus 2018 | 13:13 WIB

3. Gempa Lombok 21 Mei 1979 M=5,7 (banyak rumah rusak)

4. Gempa Lombok 20 Oktober 1979 M=6,0 (banyak rumah rusak)

5. Gempa Lombok 30 Mei 1979 M= 6,1 (banyak rumah rusak dan 37 orang meninggal)

6. Gempa Lombok 1 Januari 2000 M= 6,1 (2.000 rumah rusak)

7. Gempa Lombok 22 Juni 2013 M=5,4 (banyak rumah rusak)

Baca juga: Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Gambaran catatan sejarah gempa tersebut kiranya cukup untuk menilai bahwa Lombok memang rawan gempa.

Terkait gempa susulan, Daryono memastikan gempa susulan yang terjadi kekuatannya tidak akan sebesar gempa utamanya.

"Frekuensi gempa susulan lombok makin jarang dan kekuatannya semakin mengecil. Dari trend gempa susulan, mengindikasikan sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa yang kekuatannya lebih besar dari gempa utamanya," tegas Daryono dihubungi Kompas.com, Senin (30/7/2018).

Kondisi alam semacam ini merupakan sesuatu yang harus diterima, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi sebagai penduduk yang tinggal dan menumpang di batas pertemuan lempeng tektonik.

"Jalan keluarnya, kita harus terus meningkatkan kapasitas dalam memahami ilmu gempa bumi, cara selamat menghadapi gempa dan bagaimana memitigasi gempa bumi, agar kita selamat dan dapat hidup harmoni dengan alam," ujarnya. (Gloria Setyvani Putri)

Baca juga: BMKG: Pusat Gempa Lombok Terjadi di Lereng Gunung Rinjani dan Ada Aktivitas Patahan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Lombok Memang Rawan Gempa".