Find Us On Social Media :

Modal Uang Sumbangan Tamu Undangan, Pasangan ini Sukses Bangun 9 Showroom Batik di Seluruh Indonesia

By Masrurroh Ummu Kulsum, Minggu, 5 Agustus 2018 | 16:15 WIB

Intisari-Online.com – Kesuksesan tak akan datang begitu saja tanpa usaha dan tekat yang kuat.

Hal ini juga dicerminkan oleh seorang pengusaha batik sukses, Sally Giovanny dan suaminya Ibnu Riyanto.

Sally sendiri merupakan pemiliki brand batik Trusmi yang telah berdiri sejak 2006 yang telah memiliki 9 showroom batik di seluruh Indonesia.

Usaha sukses dengan omset ratusan juta ini bermula dari Sally dan suaminya yang pada thun 2006 baru saja menikah.

BACA JUGA:Setiap Sabtu-Minggu Selama Asian Games, 1.750 Bus Transjakarta Akan Digratiskan

Karena tak memiliki pengalaman kerja, mereka memutuskan untuk berwirausaha yang bermula dari uang amplop pemberian tamu undangan pernikahannya.

Dilansir dari Tribun Jabar, Pasangan ini mendapatkan modal sebesar Rp37 juta, mereka kemudian membeli kain mori dan putih pilis untuk membuat batik yang kemudian mereka jual dengan keuntungan hanya Rp 8 ribu per lembar kain.

"Sejak menikah kami memang langsung memutuskan membuka usaha batik.

Kebetulan modalnya diperoleh dari amplop saat nikahan, ya sekitar Rp 37 juta," ujar perempuan 30 tahun itu.

Namun, kebanyakan yang terjual adalah kain mori untuk kafan sehingga ia tak mendapatkan keuntungan.

Mulanya ia cukup ragu berwirausaha, karena tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang bisnis.

 "Kami memang tidak memiliki latar belakang bisnis atau sekolah bisnis.

Saya dan suami sama-sama lulusan SMA dan kami menikah muda. Tapi orang tua kami sama-sama pebisnis sehingga kami belajar dari mereka," kata Sally.

Lima bulan mengalami kerugian, atas saran mertuanya ia kemudian membuat batik dari kain sisa penjualannya.

BACA JUGA:Benarkah Ada Ledakan Nuklir Hebat di Antartika pada Tahun 1979?

Sisa modal usaha yang masih ada 12 juta kemudian ia serahkan pada perajin batik kecil di daerah tempat tinggalnya, Trusmi.

Dari sinilah ia kemudian menjualkan batik khas Cirebon yang ia jual ke beberapa kota besar.

Berhasil menjajakan ke toko-toko di kota besar, ia kemudian membuka toko pertama di Jalan Trusmi Kulon No 129 dengan nama batik IBR.

Setelah 2 tahun, toko tersebut ramai dan permintaan pelanggan cukup tinggi, sehingga ia kemudian membuka toko keduanya dengan jarak yang tak terlalu jauh.

Pada tahun 2011 Sally mempunyai empat ruang pamer batik di Cirebon dengan nama Batik IBR, Batik Trusmi (berganti nama menjadi Batik Nayla), Batik Raja dan Batik Trusmi yang dibuka awal tahun 2011.

Kini luas toko Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon mencapai 1,5 hektar.

Jumlah karyawan yang bekerja padanya berjumlah lebih dari 850 orang disamping bekerja sama dengan 500 lebih pengrajin batik.

Ruang pamerannya atau showroom ini merupakan yang terbesar di Jawa Barat dengan konsep one stop shopping.

Tak hanya itu, kain batik produksinya juga di ekspor ke berbagai negara, hingga Eripa dan Amerika.

Setidaknya ada 7000 potong kain sutera batik yang ia ekspor yang dikirim melalui eksportir di Bali setiap minggunya.

"Kami hanya menyediakan kain sesuai permintaan pelanggan. Soal ekspor diserahkan ke eksportir," tutup Sally. (*) (Fita Noviana)

Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul "Bermodal dari Uang Amplop Kondangan, Pasangan Ini Sukses Dirikan Usaha Batik"

BACA JUGA:(Video) Hanya Bersenjatakan Tas , Nenek Pemberani Ini Lawan 2 Pria yang Mau Curi Mobilnya