Intisari-Online.com – Apakah kawan sering merasa bahwa waktu tidur yang kita dapat kurang, lalu ketika bangun di pagi hari, masih merasakan rasa lelah?
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Jika iya, mungkin salah satu penyebabnya adalah karena ketika kita ingin tidur, kita masih mengira-ngira berapa lama waktu tidur yang kita dapatkan.
Semakin lama waktu tidur yang kita dapatkan, maka akan semakin efektif dan akan membuat kita segar ketika di pagi harinya. Benarkah begitu?
Ternyata tidak. Menurut sebuah studi, kita harus meninggalkan kebiasan itu, dan mengubah dari menghitung berapa lama waktu tidur yang akan kita dapatkan, menjadi menghitung waktu tidur yang sesuai siklus tidur yang baik.
(Beragam Manfaat Menakjubkan yang Bakal 'Dipatok Ayam' Jika Kita Tidak Bangun Pagi)
Dikutip dari telegraph.co.uk, seorang pakar masalah tidur, Dr. Laura Lefkowitz mengatakan, “Otak memiliki pola tidur. Jadi tidur selama satu jam, tidak sama seperti tidur dua, tiga, lima, atau sembilan jam.”
Lefkowitz menambahkan, “Pola tidur otak memiliki siklus. Di tiap siklus itulah ada yang dinamakan non REM dan REM (Rapid Eye Moment).
Masing-masing siklus berlangsung selama 90 menit. Jika terbangun ketika berada di pertengahan siklus non REM atau di pertengahan siklus REM, hal ini lah yang membuat kita merasa lelah.
Untuk membantu menghitung melihat siklus ini, web-blinds.com telah membuat kalkulator yang bisa mengetahui kapan waktu terbaik untuk kita tidur, dan waktu terbaik untuk kita bangun.
Dengan mengetahuinya, kita bisa bangun ketika perpindahan siklus REM ke non REM, maupun sebaliknya, sehingga kita bisa terbangun lebih segar di pagi hari.
Contohnya, jika kita harus bangun di pukul 04.45 pagi, maka kalkulator ini akan menyarankan kita tidur pada pukul 19:31, 21:01, 22:31, 00:01 malam. Kita tinggal memilih satu dari empat waktu tidur yang disarankan oleh kalkulator tersebut.