'Keajaiban' Piramida Kembali Terungkap, Salah Satunya Bisa Kuatkan Sinyal Wi-Fi

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com- Penelitian teoritis oleh tim fisikawan internasional baru-baru ini telah mengungkapkan sebuah fakta.

Yakni bahwa Piramida Agung Giza ternyata mampu memusatkan energi elektromagnetik dalam ruang-ruang dan dasar bangunannya.

Meski mungkin orang Mesir kuno sendiri tidak menyadari hal ini, namun hasil penelitian sepertinya penting guna kehidupan di masa depan.

Dilansir dari Science Alert, Selasa (31/7/2018), radiasi elektromagnetik, termasuk cahaya tampak, gelombang radio dan gelombang mikro selalu ada dan kita butuhkan sepanjang waktu.

Baca Juga:Tembus 12.000 Meter Perut Bumi, Inilah Lubang Terdalam di Dunia yang Lebih Dalam dari Palung Mariana

Antonija Grubisic-Cabo, fisikawan dari Universitas Monash yang tidak terlibat dalam penelitian, memberi contoh:

"Misalnya, sinar matahari adalah salah satu bentuk gelombang elektromagnetik & gelombang mikro/ radio sangat bergantung pada energi elektromagnetik itu."

Bahkan, seluruh rumah Anda dipenuhi dengan radiasi elektromagnetik, entah itu cahaya atau Wi-Fi.

Masalahnya adalah bahwa sinyal Wi-Fi terkadang dapat melemah di area-area tertentu.

Baca Juga:Tank Boat Antasena Buatan Indonesia Dilirik Rusia, Seperti Apa sih Kehebatannya?

Nah, dengan meniru teknologi dan bentuk piramida, dimungkinkan masalah-masalah tersebut dapat diatasi.

Barangkali kita semua harus membangun rumah kita sedikit lebih runcing di bagian atas.

Untuk menguji, peneliti pertama-tama memperkirakan bagaimana induksi resonansi (suara yang diperpanjang oleh refleksi atau getaran) yang disebabkan oleh gelombang radio.

Kemudian mereka membuat model piramida dan respons elektromagnetiknya.

Baca Juga:Inilah 10 Foto yang Menunjukkan 'Penampakan' Sesungguhnya, Tanpa Rekayasa!

Setelah dihitung, tim kemudian memperkirakan bagaimana energi gelombang dapat tersebar atau diserap oleh piramida.

Dengan menggunakan analisis multipole, mereka menemukan bahwa energi ternyata dapat berkonsentrasi di ruang-ruang dalam dan dasar piramida.

"Meskipun penelitian ini tampaknya tidak konvensional, pendekatan fisik modern telah digunakan untuk mempelajari Piramida," kata Grubisic-Cabo.

Namun, berhubung penelitian ini sangatlah teoritis, agaknya masih sulit untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Meski begitu, para peneliti berharap mereka dapat menciptakan efek konsentrasi yang sama pada ukuran skala nano.

Baca Juga:Pembantaian Orang Majus, di Mana Mereka Lambaikan Kepala yang Terpenggal di Depan Kerumunan

Artikel Terkait