Find Us On Social Media :

Dua Desa Ini Melarang Warganya untuk Saling Jatuh Cinta Apalagi Menikah, Begini Kisah di Baliknya

By Intisari Online, Senin, 30 Juli 2018 | 08:00 WIB

Suasana kekaraban antara dua desa yang terpisah dengan bentangan sungai tuntang ini kental terasa.

Baca juga: 5 Desain Nyeleneh Ini Membuktikan bahwa Nokia adalah Ponsel Paling Kreatif di Dunia

Warga Desa Ngombak yang telah lama menunggu kedatangan warga Desa Karanglangu menyongsong dengan penuh kehangatan.

Sesampainya di Desa Ngombak yang dipusatkan di Balai Desa dan lapangan setempat, hajatan besar telah menanti mereka.

Hadir dalam kegiatan ini Bupati Grobogan Sri Sumarni beserta jajarannya serta Ketua DPRD Kabupaten Grobogan Agus Siswanto.

"Tradisi Asrah Batin merupakan peninggalan budaya Kabupaten Grobogan yang sarat akan makna toleransi. Tradisi ini patut dilestarikan sebagai penanda bahwa warga Grobogan adalah orang-orang yang berbudi luhur," kata Bupati Grobogan Sri Sumarni.

Kedhana dan Kedhini

Tradisi Asrah Batin erat hubungannya dengan kepercayaan warga tentang sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang diyakini sebagai leluhur pendiri Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Menurut mitologi, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung. Mereka terpisah sewaktu keduanya masih kecil.

Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu.

Sedangkan Kedhini berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak.

Singkat cerita setelah keduanya dewasa, mereka pun bertemu hingga saling jatuh cinta dan hampir menikah.