Find Us On Social Media :

Pesawat Kiriman CIA Ini Sering Terbang di Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi

By Ade Sulaeman, Minggu, 24 Desember 2017 | 17:15 WIB

Kamera ini bisa menangkap objek sepanjang 1 meter dari jarak 18 km. Jadi terbayang seberapa hebatnya sistem yang terpasang pada U-2.

Majalah Angkasa, seperti dikutip dari angkasa.co.id, pernah memberitakan, U-2 sempat mengintai di atas Indonesia sebagai bahan analisa data untuk menekan Belanda dalam perundingan New York saat memperebutkan Irian.

Pada kenyataannya, berdasarkan dokumen-dokumen CIA yang dirilis ke publik lewat Freedom of Information Act (FOIA), sang naga hitam itu rupanya sangat sering terbang di atas Indonesia!

Tidak percaya? Dalam laporannya kepada Direktur CIA tertanggal 25 Juli 1962, Deputi Direktur Riset CIA melaporkan bahwa U-2 dalam proyek khusus berkode IDEALIST sudah menjalankan 29 sorti (beberapa laporan lain menyebutkan 30, dan ada yang 31 sorti) di atas Indonesia.

BACA JUGA: I

Operasi ini digelar antara 29 Maret sampai 7 Juni 1958, atau hanya tiga tahun sesudah penerbangan perdana dan satu tahun setelah U-2 dinyatakan masuk ke dalam jajaran aktif AU AS dan CIA.

U-2 terbang di atas wilayah Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Objek yang difoto meliputi instalasi militer, pelabuhan, rel kereta api, depot logistik, jalan raya, dan pangkalan udara.

Para pilot U-2 yang menjalankan misi di atas Indonesia melaporkan bahwa tantangan operasi di wilayah Indonesia sangat besar. Tantangan datang bukan dari sistem pertahanan AURI saat itu, tetapi justru dari cuaca.

Kondisi kelembaban tinggi menyebabkan penerbangan U-2 menimbulkan jejak uap air atau contrail. Pada ketinggian di bawah 60.000 kaki, contrail sudah pasti akan terbentuk, meninggalkan jejak seperti asap yang bisa terlihat dengan mudah dari bawah.

Hal ini menyebabkan pilot harus membawa U-2 lebih tinggi untuk mencegah jangan sampai kepergok dari bawah.

Selain itu, kondisi cuaca Indonesia yang seringkali berawan menyebabkan hasil foto tidak optimal. Hingga 50% foto yang berhasil dikembangkan terhalang oleh awan.

Berdasarkan pengalaman, bulan Agustus dan September dianggap sebagai bulan yang terbaik untuk menjalankan sorti penerbangan karena kumpulan awan relatif rendah sehingga sasaran mudah sekali terlihat dari atas.