Intisari-Online.com -Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS dikabarkan akan diboikot puluhan anggota Kongres AS. Meski demikian, bukan berarti pelantikan ini urung dilangsungkan.
Pelantikan tersebut akan dilaksanakan pada Jumat (20/1) waktu setempat.
(‘Curhatan’ Mantan Karyawan Wanita Trump yang Tidak Mendapat Cuti Hamil )
Sebagai informasi, anggota Kongres AS yang menyatakan memboikot berjumlah 26 orang. Semuanya berasal dari Partai Demokrat yang mengusung Hillary Clinton pada pemilu kemarin.
Alasan pemboikotan mereka adalah karena baru-baru ini Trump mengkritik ikon HAM Amerika Serikat dan sekaligus anggota Kongres, John Lewis. Lewis adalah seorang anggota terkemuka gerakan hak-hak sipil Amerika dan dianggap sebagai pahlawan oleh banyak warga di negara itu.
Trump meluapkan kemarahan kepada Lewis pada Jumat pekan lalu setelah anggota Kongres itu mengatakan bahwa Trump bukan “presiden yang sah” sehingga ia tidak akan menghadiri pelantikannya. Selama menjadi anggota Kongres dalam tempo 30 tahun terakhir, baru kali ini Lewis akan absen dari acara pelantikan presiden.
Seperti dilaporkan Kompas.com, alasan pemboikotan lainnya adalah dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimenangi oleh Trump.
“Ketika Anda menghina anggota Kongres John Lewis, maka Anda menghina Amerika,” kata Yvette Clarke, salah satu dari lima anggota Kongres dari New York, yang juga ikut memboikot pelantikan.
Sementara Ted Lieu, anggota Kongres dari California, mengatakan: “Bagi saya, keputusan pribadi untuk tidak menghadiri pelantikan cukup sederhana, apakah saya mendukung Donald Trump, atau saya mendukung John Lewis? Saya mendukung John Lewis.”
Jauh sebelum John Lewis mengumumkan akan memboikot pelantikan Trump, anggota Kongres dari Illinois, Luis Gutierrez, tercatat sebagai anggota Kongres pertama yang menyatakan pemboikotan pada Desember 2016. Pekan lalu seorang wakil dari Massachusetts, Katherine Clark, menyatakan juga tak akan menghadiri pelantikan presiden.
“Keluarga-keluarga di distrik saya takut jika antiperempuan, antiimigran, anti-Muslim, dan janji-janji yang memecah belah yang mengisi kampanye Trump akan menjadi kebijakan-kebijakan yang akan berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan setiap warga Amerika,” kata Clark.