‘Curhatan’ Mantan Karyawan Wanita Trump yang Tidak Mendapat Cuti Hamil

Esra Dopita M Sidauruk
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Marissa Velez Kraxberger, mantan karyawan wanita Trump yang tidak mendapat cuti hamil.
Marissa Velez Kraxberger, mantan karyawan wanita Trump yang tidak mendapat cuti hamil.

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, Ivanka Trump, putri dari calon presiden dari Partai Repulik AS, memberikan pidato mengenai ayahnya yang sangat memperhatikan dan mendukung emansipasi wanita. Ivanka mengatakan, di semua perusahaan milik ayahnya diberlakukan aturan untuk mendukung keseimbangan waktu untuk karyawan wanita yang telah menjadi ibu.

(Donald Trump Menang, Produsen Topeng di Jepang Kebanjiran Pesanan)

Mendengar hal itu, Marissa Velez Kraxberger, mantan karyawan wanita Trump, yang juga seorang ibu buka suara perihal kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan Trump.

Dalam akun Facebook miliknya, Marissa menuliskan bahwa ia pernah bekerja di perusahaan interior dan properti, G-III, milik Ivanka. Sewaktu proses wawancara, Marissa dalam kondisi hamil dua bulan. Kemudian, ia bertanya pada Ivanka mengenai cuti hamill.

Sayangnya, Ivanka justru menjawab, akan mempertimbangkannya apakah akan memberikan cuti hamil. Marissa juga menuliskan bahwa merasa bodoh jika tetap menerima pekerjaan itu setelah mendengar jawaban Ivanka.

(Benarkah Donald Trump adalah Anak Yatim dari Pakistan?)

“Aku merasa mual mendengar pidato Ivanka yang mengatakan ayahnya mendukung keseteraan jender dan akan mengubah hukum ketenagakerjaan, sehingga lebih memihak pada ibu bekerja,” ucap Marissa.

Rasa mual Marissa bukan tidak beralasan. Pasalnya, kenyataannyaMarissa mengalami sendiri betapa sulitnya mendapatkan cuti hamil saat bekerja untuk Ivanka.

Marissa mengatakan bahwa Ivanka mengakui, perusahaan Trump tidak menawarkan cuti hamil. Aturan itu berdasarkan pengalaman Ivanka yang bisa langsung bekerja setelah beberapa hari melahirkan.

“Aku tidak melihatnya (Ivanka) sebagai orang jahat. Namun, dia tidak mengetahui kehidupan wanita pada umumnya. Tidak semua wanita terlahir dari keluarga miliuner seperti dia,” terang Marissa.

(Misteri Batu Nisan Donald Trump di Central Park Akhirnya Terpecahkan)

“Jadi, kami pun tidak memiliki kawanan pelayanan dan baby sitter yang bisa menjaga bayi kami, seperti halnya dia,” tambahnya.

Harian Washington Post juga pernah memuat artikel yang berisi curahan hati para karyawan wanita di perusahaan Trump.

Seluruh karyawan yang menjadi narasumber dituliskan sebagai anonim untuk melindungi identitas agar terhindar dari pemecatan tanpa kompensasi.

(Dianggap Mirip Donald Trump, Artis Swedia Anders Vendel Babak Belur Dikeroyok Orang)

Para karyawan wanita itu mengadukan bahwa di perusahan Trump memang tidak ada fasilitas cuti hamil. Banyak karyawan wanita yang hamil tidak mengambil cuti tahunan dan memutuskan bekerja lembur untuk penggantian cuti usai mereka melahirkan.

Artikel Terkait