Find Us On Social Media :

Beginilah Nasib Desa Penyihir yang Dikutuk dengan Mantra yang Hanya Bisa Dibatalkan oleh Paus

By Intisari Online, Minggu, 22 Juli 2018 | 18:30 WIB

Jadi ketika gosip tentang Trasmoz sebagai surga bagi para penyihir mulai menyebar melampaui batas-batas desa, kepala biara Veruela memiliki kesempatan untuk menghukum masyarakat, dengan meminta Uskup Agung Tarazona, di kota besar terdekat, agar mengucilkan seluruh desa.

Artinya bahwa mereka tidak diizinkan untuk datang ke pengakuan dosa atau mengambil sakramen suci di gereja Katolik.

Komunitas kaum berduit di Trasmoz, yang campuran Yahudi, Kristen dan Arab, memilih tidak bertobat - yang menjadi satu-satunya cara untuk menghapus pengucilan.

Perselisihan dengan Veruela berlangsung selama beberapa tahun, dan akhirnya tiba pada puncaknya ketika biara mulai mengalihkan aliran air dari desa dan bukannya membayar upeti.

Sebagai jawaban, Pedro Manuel Ximenez de Urrea, penguasa Trasmoz, mengangkat senjata melawan biara.

Tetapi sebelum perang itu meletus, persoalan ini diambil alih Raja Ferdinand II, yang memutuskan bahwa tindakan Trasmoz dapat dibenarkan.

Gereja tidak pernah memaafkan perlawanan itu, dan - dengan izin secara terang-terangan oleh Paus Julius II - menjatuhkan kutukan kepada desa itu pada 1511 dengan merapalkan psalm 108 dari Book of Psalms - alat paling sahih yang dimiliki gereja untuk mengumumkan sebuah kutukan.

Baca juga:Dari Pedofilia di Vatikan hingga Perdagangan Senjata di Amerika Serikat, Kenapa Selalu Anak-anak yang Jadi Korbannya?

Mereka menuduh bahwa Pedro Manuel dan masyarakat Trasmoz telah dibutakan oleh sihir, dan karena kutukan itu dijatuhkan oleh Paus, maka hanya Paus yang memiliki kekuatan untuk membatalkannya.

Tidak seorang Paus pun yang membatalkan kutukan itu sampai hari ini.

Tahun-tahun berikutnya tidaklah mudah bagi warga Trasmoz. Kastil dibakar habis pada tahun 1520 dan meninggalkan reruntuhan selama berabad-abad.

Setelah kaum Yahudi diusir dari Spanyol pada abad ke 15, Trasmoz pun jatuh, dari sekitar 10.000 penduduk hingga hanya tinggal 62 orang, dan hanya setengah dari mereka yang tinggal di sini secara permanen.