Find Us On Social Media :

Dulu, Kado Valentine Ditaruh di Depan Pintu Rumah Gadis Pujaan dengan Sembunyi-sembunyi

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 14 Februari 2017 | 13:30 WIB

Lingerie, Kado Valentine Seksi untuk Terkasih

Hadiah yang diberikan pada malam menjelang Valentine itu ada yang berharga, ada juga yang boong-boongan belaka. Umpanya berupa bungkusan berlapis-lapis yang isinya cuma sebuah sendok kayu dan selembar kertas bertuliskan, “Berbahagialah mereka yang tidak mengharapkan apa-apa dari orang lain” atau “Jangan pernah berputus asa”.

Mulai tahun 1872, Kantor Pos Inggris menyediakan diri untuk mengantarkan bingkisan Valentine yang beratnya tidak lebih dari 300 gram. Masyarakat menyambutnya dengan hangat sekali. Sejak itulah para pemuda tidak berhasrat lagi meninggalkan bingkisan di depan pintu rumah. Selain bisa dipergoki si ayah yang gahar, bisa-bisa juga digigit anjing penjaga nan galak.

Yang sudah menikah pun ikut-ikutan

Kebiasaan memberi hadiah pada hari itu ternyata berkembang menjadi bisnis yang menggiurkan. Siapa sih yang tidak membeli hadiah di hari itu? Ada yang membeli hadiah mewah seperti parfum, ada pula yang biasa-biasa saja seperti boneka yang bisa menguik ketika dipencet.

Produsen kue pun ikut kecipratan Valentine. Hari itu ada kebiasaan makan Valentine buns, yaitu roti berisi buah-buah kering, kue jahe, dan macam-macam lagi.

Pada abad ke-17, pasangan-pasangan yang sudah menikah pun enggan meninggalkan perayaan ini di Inggris. Mereka masih tetap ingin merasakan nikmatnya terpilih menjadi Valentine ataupun memilih Valentine. Hadianya sering tidak tanggung-tanggung. Konon katanya, seorang perempuan bernama Ny. Stewart terpilih menjadi Valentine Duke of York (putra raja). Ia dihadiahi perhiasan seharga 800 poundsterling—yang pada waktu itu sanga besar nilainya.

Tahun berikutnya ia terpilih menjadi Valentine Lord Mandville. Hadiahnya cincin seharga 300 poundsteriling.

Mengirim kartu Valentine menjadi subur kembali sejak tahun 1930-an. Seperti banyak perayaan, kartu Valentine sudah sangat dikomersilkan. Yang paling banyak mengirim kartu adalah orang Amerika, dan semakin lama semakin banyak macamnya—dan semakin mahal.