Find Us On Social Media :

Dulu, Kado Valentine Ditaruh di Depan Pintu Rumah Gadis Pujaan dengan Sembunyi-sembunyi

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 14 Februari 2017 | 13:30 WIB

Lingerie, Kado Valentine Seksi untuk Terkasih

Intisari-Online.com - Ternyata bukan remaja masa kini saja yang menanti-nantikan bagi-bagi hadiah Hari Valentine. Berabad-abad sebelum Masehi kaum muda Romawi sudah biasa merayakan Lupercalia. Setiap tanggal 15 Februari nama atau benda kecil milik gadis-gadis dikumpulkan dalam sebuah jambangan. Lalu pemuda-pemuda mengambil benda-benda atau nama itu dan mencari pemiliknya.

(Kartu Valentine Paling Horor)

Semua mengharapkan hari itu mereka bertemu jodoh yang diidam-idamkan.

Ketika orang Romawi menjajah ke sana dan ke mari, mereka juga membawa serta kebiasaan itu. Rupanya Lupercalia disukai oleh orang-orang muda di mana pun.

Musim burung kawin

Perayaan zaman baheula itu tetap bertahan setelah orang-orang Eropa menganut agama Kristen. Cuma saja perayaan itu bukan dimaksudkan untuk menghormati Dewi Februata Juno lagi.

Lupercalia kemudian mendapatkan nama baru, Hari Valentine. Santo Valentinus adalah seorang martir yang tewas dipancung di Roma sehari sebelum Lupercalia, yaitu tanggal 14 Februari. Sekitar tanggal itu sebetulnya musim burung kawin. Itulah ternyata yang menyebabkan pertengahan bulan Februari digunakan untuk ajang mencari jodoh.

Kalau pemuda-pemuda Romawi memberi cabang-cabang pohon zaitun atau laurel yang daun-daunnya disepuh emas kepada gadisnya, maka di Inggris Kuno pemudanya memberi sepasang sarung tangan. Rupanya sarung tangan lama kelamaan kurang menarik buat gadis-gadis, jadi pemuda-pemuda Inggris ganti haluan. Hadiahnya bisa apa saja, di samping mengajak berkencan.

Kartu Valentine sendiri baru muncul beberapa abad kemudian, tepanya di abad ke-15. Biasanya kartunya diberi sanjak. Bahan kartu bukan dari kertas melainkan dari perkamen. Ada juga yang membuatnya dari logam atau kayu berukir. Karena perkamen mahal dan masih banyak orang yang buta huruf, tidak banyak orang yang bisa mengirim kartu. Kartu kertas yang dicetak sendiri baru muncul pada abad ke-17. Kepopulerannya melonjak setelah prangko dan amplop surat dikenal pada 1840.

Gara-gara bapak galak

Kartu juga biasa dikirimkan bersamaan dengan hadiah. Hadiah itu biasanya ditaruh oleh si pemuda di depan pintu rumah si gadis pujaannya. Ia lalu mengetuk pintu, dan buru-buru minggat. Si gadis lalu menerka-nerka siapa pengirimnya karena si pemuda pengirim itu tidak menuliskan namanya.

Kartunya jangan bayangkan seperti sekarang ini. Di zaman Victoria, kartu Valentine dihiasi dengan renda, beludru, dan pita satin. Kadang-kadang kartu itu punya panel rahasia berisi sanjak khusus untuk si gadis pujaan. Soalnya, zaman itu si bapak masih merasa wajib menyensor surat-surat untuk anak gadisnya. Kalau isinya dirasa kurang berkenan, surat itu tidak bakal sampai ke gadis pujaan. Rupanya, karena banyak yang galak itulah kartu Valentine sering tak-bertuan alias anonim.