Para aktivis terkejut saat mengetahui kesehatan pria itu sangat baik.
Pria itu juga berburu, mengurus perkebunan pepaya dan jagung.
Para aktivis memang memiliki kebijakan untuk menghindari kontak langsung dengan kelompok-kelompok terpencil dan pria itu juga tidak ingin memiliki hubungan dengan dunia luar setelah penembakan panah pada kelompoknya di masa lalu.
Dia telah mengalami pengalaman kekerasan, sehingga melihat dunia sebagai tempat yang sangat berbahaya.
Mayoritas suku diperkirakan telah dihancurkan pada tahun 1970-an dan 80-an setelah jalan dibangun di dekat tempat tinggal mereka yang juga menyebabkan peningkatan permintaan lahan untuk tujuan bisnis.
Pada tahun 2009, sebuah gubuk sementara yang ditinggalkan oleh Funai digeledah oleh kelompok bersenjata dan mereka meninggalkan dua senjata yang bisa disebut sebagai ancaman yang nyata.
Hutan hujan Amazon Brasil adalah rumah bagi suku-suku yang tidak dikenali dunia.
Kontak dengan dunia luar, pada kenyataannya memang juga berisiko terhadap penularan penyakit semacam flu, campak atau kondisi lain.
Di satu sisi, orang tidak tahu mengenai pria itu, namun di sisi lain, dia adalah simbol keragaman yang akan menghilang bila tidak dilindungi.