Find Us On Social Media :

Tak Mau Kalah dari AS, Rusia, dan China, Turki Produksi Sendiri Kapal Induk yang Siap Beroperasi, Seperti Ini Keistimewaannya

By Agustinus Winardi, Jumat, 20 Juli 2018 | 17:00 WIB

Intisari-Online.com - Selama ini kapal-kapal induk berukuran raksasa yang menjadi berita dunia adalah kapal-kapal induk milik AS, China, dan Rusia.

AS dan China yang berpotensi ribut di kawasan Laut China Selatan secara terang-terangan saling memamerkan kapal-kapal induknya yang sudah dalam kondisi siap tempur.

Sementara Rusia yang telah menempatkan kekuatan militer di Suriah juga mengirimkan kapal induknya demi mendukung rezim Presiden Bashar al Assad yang hingga kini kekuasaannya masih berjaya.

Kapal induk dari sisi strategi militer memang memiliki pengaruh yang luar biasa karena seperti ‘pulau berjalan’.

Artinya semua kebutuhan persenjataan yang diperlukan dalam peperangan tersedia di kapal induk selayaknya pangkalan militer di darat.

Baca juga: Ngotot Ingin Memiliki Rudal S-400 Rusia, Turki Ternyata Sudah Bisa Membuat Rudal yang Tak Kalah Mematikan

Tugas utama kapal induk adalah memuat beragam pesawat tempur yang bisa take off dan mendarat di geladak kapal induk yang berfungsi sebagai landasan pacu.

Selain itu kapal induk juga berfungsi untuk mengangkut pasukan tempur yang jumlahnya ribuan dan sekaligus merupakan penyedia logistik untuk kepentingan peperangan.

Demikian pentingnya kapal induk bagi suatu negara, meski secara militer menjadikan negara bersangkutan mau tak mau menjadi agresif.

Negara seperti Turki yang secara militer juga kian agresif ternyata tak mau ketinggalan dalam hal kepemilikan kapal induk.

Diam-diam militer Turki ternyata sedang menyelesaikan program pembuatan kapal induk TCG Anadolu yang tahap pembangunannya sudah mencapai 70 persen.

Baca juga: Meski Sudah Punya Jet Tempur F-35 Bikin AS, Turki Terus Produksi Jet Tempur Siluman Buatan Sendiri Agar Makin Digdaya

Angkatan Laut Turki bahkan sudah memprediksi jika kapal induknya yang bisa menjelajah hingga 14.500 km tanpa mengisi bahan bakar ulang itu sudah siap operasional para tahun 2021.