Find Us On Social Media :

Gara-gara Berita Hoaks di WhatsApp Pria Malang Ini Dihajar Orang Satu Kampung Sampai Tewas

By Masrurroh Ummu Kulsum, Jumat, 20 Juli 2018 | 07:30 WIB

Intisari-Online.com - Seperti dua sisi mata uang, suatu hal punya sisi baik dan hal buruk.

Ini cerita buruk dari aplikasi pesan singkat paling populer di dunia, WhatsApp.

Pada 13 Juli 2018 lalu, seperti diwartakan oleh BBC (19/07/2018), sekelompok orang menjadi sasaran amuk masa di sebuah desa di India.

Seorang pria bernama Salman (22), dan dua temannya secara brutal dipukuli oleh massa yang mencurigai mereka menculik anak-anak di sana.

BACA JUGA:Bisa Timbulkan 'Kiamat' dari Dasar Lautan, Inilah 4 Kapal Selam Inggris yang Beroperasi Tiap Hari

"Mereka terus memukul kami, menuntut untuk mengetahui berapa banyak anak yang telah kami culik," kata Mohammad Salman, yang masih shock, tubuhnya memar dan wajahnya penuh dengan jahitan.

Hal terakhir yang dia ingat adalah temannya, Mohammad Azam, diseret dengan tali di lehernya. Azam Akhirnya meninggal karena luka-lukanya.

Ketiga pria itu dan temanya yang lain awalnya mengunjungi kerabat mereka, ingin menghabiskan akhir pekan di Handikera, desa kecil di negara bagian Karnataka.

Namun ini seketika menjadi akhir pekan yang mematikan.

Salman mengatakan, mereka mengemudi menuju danau di pinggiran desa ketika mereka melihat sekelompok anak-anak pulang dari sekolah.

Salah seorang temannya membawa cokelat, dan memutuskan untuk memberikan itu pada anak-anak tersebut.

Sesampainya di danau, Salman dan dua temannya mengeluarkan kursi lipat untuk digunakan bersantai.

Hanya beberapa jam setelah tiba, entah bagaimana mereka dicap sebagai penculik anak dan diserang oleh penduduk desa yang marah.

Tidak jelas mengapa penduduk desa mencurigai mereka sebagai penculik anak.

BACA JUGA:Harga Telur Makin Mahal, Begini Cara Menyimpan Telur Agar Awet Lebih Lama

"Sebelum kami menyadari apa yang terjadi, penduduk desa berkumpul dan mulai menuduh kami sebagai penculik anak," kenang Mohammad Afroz yang juga ada dalam rombongan Salman.

"Kami mencoba menjelaskan pada mereka tetapi tidak ada gunanya. Mereka mulai melempari batu ke mobil dan memukul teman-teman saya," tambahnya.

Afroz juga berusaha menelepon pamannya, namun usaha itu sia-sia, warga tak juga mendengarkan mereka.

Mereka akhirnya berusaha untuk melarikan diri dengan memacu mobilnya menuju desa tetangga, Murki.

Menurut polisi, salah satu warga pun telah memberitahu temannya di Desa Murki untuk mewaspadai mobil berwarna merah yang dikemudikan Salman dan teman-temannya.

Warga di desa itu pun telah memblokir jalan dengan kayu gelondongan.

Karena mobil yang dikendarai Salman melaju dengan kencang, mobil tersebut akhirnya terbalik ketika mereka mencoba berbelok.

"Mereka mulai melempari mobil dengan batu dan memecahkan jendela dengan tongkat dan batu. Saya terseret keluar dan dipukuli dengan parah," katanya.

"Mereka memukuli kami dengan pisau, arit, dan tongkat. Ada juga wanita di sana," tambahnya.

BACA JUGA:Jangan Langsung Menyalakan AC Saat Masuk Mobil Atau Anda Akan Menyesalinya

Salman dan temannya, Ali, berhasil selamat karena polisi menyembunyikan mereka di bagasi mobil untuk melindungi mereka.

Sayang, mereka tidak bisa menyelamatkan Azam.

Salman mengatakan kerumunan orang yang berjumlah ratusan tidak membubarkan diri selama lebih dari satu jam, sampai lima kendaraan polisi tiba.

Massa telah melukai delapan petugas yang mencoba menghentikan mereka.

Polisi kini telah menangkap 22 orang, termasuk administrator grup WhatsApp.

Polisi juga mengatakan telah menghapus 20 grup Whatsapp sebagai tindakan pencegahan.

Setidaknya, 17 orang telah tewas di India diduga akibar rumor penculikan anak sejak April 2018 lalu.

Ya, rumor penculikan anak yang tidak benar menyebar melalui pesan di WhatsApp.

Investigasi terhadap insiden ini telah menunjukkan, orang sering meneruskan pesan palsu atau video ke grup besar di WhatsApp, beberapa grup bahkan berisikan lebih dari 100 peserta.

Massa yang mudah terhasut oleh berita palsu dengan cepat menyerang orang asing yang mereka curigai. Sementara polisi hanya memiliki sedikit waktu untuk merespon secepatnya.

Pemerintah setempat sebelumnya juga telah melakukan program penyadaran di desa-desa akan pesan hoax di WhatsApp tersebut setelah beberapa insiden serupa terjadi.

Bahkan setelah upaya yang dilakukan itu, pemerintah menyayangkan amuk massa akibat pesan hoaks di WhastApp masih terjadi.

Tentu kejadian di India ini juga membuat kita harus lebih teliti dan tidak sembarangan menyebarkan informasi yang kita dapat di media sosial.

Karena bisa saja, berawal dari jari-jari kita, ada nyawa orang-orang yang tidak berdosa jadi taruhannya.

BACA JUGA:Israel Jadi Negara Apartheid, Hanya Orang Yahudi yang Punya Hak di Sana dan Yerusalem Jadi Ibukotanya