Find Us On Social Media :

Gara-gara Hoaks, 20 Orang di India Tewas Dihakimi Massa dalam Dua Bulan Terakhir

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 14 Juli 2018 | 19:32 WIB

Kini, seakan putus asa, pejabat pemerintah justru menuding WhatsApp, yang digunakan sekitar 200 juta warga India, tidak bertanggung jawab terkait tersebarnya pesan-pesan berbahaya itu.

Menjadi tertuduh, WhatsApp menegaskan, pihaknya juga amat prihatin dengan kondisi yang terjadi di India dan menjanjikan langkah-langkah antisipasi.

Raksasa media sosial ini kemudian memasang iklan satu halaman penuh di berbagai surat kabar India yang berisi "panduan" bagi penggunanya untuk menyaring informasi yang mereka terima.

"Bersama kita bisa memerangi informasi yang salah," demikian isi iklan WhatsApp itu.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Akui Sebar Berita Hoax: Begini Cara Mengenali Berita Palsu alias 'Hoax'!

Kembali ke nasib buruk yang menimpa Nilotpal Das dan Abhijeet Nath yang tewas pada 8 Juni lalu.

Saat hendak mengunjungi sebuah tempat wisata, Nilotpal dan Abhijeet melintas di desa miskin Panjuri Kachari, distrik Karbi Anglong.

Mereka tak menyadari bahwa berita hoaks terkait kelompok penculik anak sudah tersebar di kawasan itu.

Di daerah miskin tersebut, Facebook dan WhatsApp telah menjadi pembawa kabar bagi warga yang menelan mentah-mentah semua berita yang mereka terima dari kedua platform media sosial itu.

Pada siang hari, kedua pemuda itu tengah duduk menikmati pemandangan air terjun ketika warga desa mendatangi mereka dan memicu pertengkaran.

Melihat suasana yang memburuk, kedua pemuda itu langsung naik ke mobil dan meninggalkan tempat tersebut.

Sayangnya, warga kemudian menghubungi warga desa tetangga mengabarkan mobil kedua pemuda itu akan melintas.