Bukan dengan Siksaan, Pria Ini Justru Interogasi Tahanan Nazi dengan Lelucon & Candaan

Ade Sulaeman

Penulis

Bahkan karena metodenya dianggap sangat efektif dalam mengorek informasi, AS akhirnya mengadopsi cara-cara yang sama.

Intisari-Online.com- Nazi memiliki seorang interogator utama yang sangat pandai dalam mendapatkan informasi narapidana.

Karena metodenya yang sangat efektif, bahkan AS akhirnya mengadopsi cara-cara itu.

Dia adalah Hanns-Joachim Gottlob Scharff yang tak menggunakan penyiksaan, kekejaman, atau teknik terkenal Nazi lainnya.

Dia justru menggunakan sesuatu yang sangat tidak biasa, dan itu membingungkan.

Baca Juga:Mengenal Vajra, Senjata Perang Kuno yang Konon Mampu Keluarkan Petir

Pada 1939 ketika Perang Dunia II pecah, Hanns Scharff direkrut oleh Wehrmacht (angkatan bersenjata) dan mengirimnya ke Potsdam untuk pelatihan.

Pelatihan itu ditujukan untuk menjadikannya bagian dari Front Rusia.

Namun karena Hans fasih berbahasa Inggris, istrinya, Margaret Stokes yang merupakan putri Kapten Claud Harry Stokes meyakinkan pihak berwenang untuk menjadikan Hans sebagai penerjemah.

Sayangnyaketika dia hendak berangkat ke Rusia dan sampai di Wiesbaden, Polisi Militer berusaha menempatkannya dengan batalyon lain.

Baca Juga:Sepenggal Kisah Spionase Nazi yang Menggunakan Penari Perut untuk Melancarkan Aksinya Sebagai Mata-mata

Hans akhirnya diberi tugas untuk melakukan pekerjaan administrasi.

Bosan dengan pekerjaan itu, Hans memprovokasi bahwa Jerman sedang menyia-nyiakan bakatnya.

Berhasil mengagitasi, Hans pun dikirim ke Pusat Intelegensi dan Evaluasi Barat di Oberursel, di luar Frankfurt.

Itu adalah tempat untuk menginterogasi semua tentara Sekutu non-Soviet, dan di sanalah dia menjadi asisten petugas interogasi untuk dua orang.

Baca Juga:Ketika Kapal Perang AS Merontokkan Pesawat Komersil Iran yang Berisi 290 Orang Akibat Kesalahan Radar dan Kecerobohan Awak Kapal

Hans kemudian dipindahkan dari Angkatan Darat ke Luftwaffe (angkatan udara).

Dia juga diberi asisten untuk menginterogasi personel Angkatan Udara AS (USAF) yang tertangkap.

Para tahanan yang tertangkap tentu merasa ketakutan karena reputasi buruk sadisme Nazi yang diketahui.

Bahkan jika tahanan tak dapat membuktikan bahwa dirinya bukan mata-mata dapat dengan mudah diserahkan kepada Gestapo.

Baca Juga:Setelah Mati, Tengkorak Hitler Diambil Pasukan Rusia Tapi Sengaja Disembunyikan Stalin, Ini Tujuannya

Namun Hans punya senjata rahasia lain, yakni humor dan kebaikan.

Hans berteman dengan mereka, membawakannya makanan, bercanda, dan mengajak mereka berjalan-jalan di sekeliling hutan.

Terkadang, dia bahkan membawa mereka ke kebun binatang setempat.

Satu POW bahkan diizinkan menguji pesawat dan tidak ada seorang pun tahanan yang mencoba melarikan diri.

Baca Juga:Ketika Terjadi Holocaust Selama Perang Dunia II, di Finlandia Ada Warga Yahudi yang Justru Bergabung dengan Pasukan Nazi

Metodenya, yang sekarang disebut Teknik Scharff, terdiri dari empat strategi:

Metodenya sangat efektif sehingga tahanan tidak menyadari bahwa mereka memberikan informasi berharga.

Misalnya ketika Hans dengan sok tahu berkata bahwa peluru pelacak Amerika yang kekurangan bahan kimia akan mengepulkan asap putih, bukan merah.

Namun tahanannya justru menggelengkan kepala dan berkata bahwa asap putih adalah sinyal inteligen yang berharga rendah untuk Wehrmacht.

Baca Juga:Sungguh Gigih, Keturunan Korban Holocaust Jerman di Namibia Terus Menuntut Keadilan

Usai perang, pada tahun 1948, Hans diundang ke AS untuk menginterogasi Martin James Monti, pilot USAAF yang membelot ke Poros pada bulan Oktober 1944.

Angkatan Udara AS sangat terkesan dengan metodenya yang masih diajarkan di sekolah interogasi saat ini.

Hanns akhirnya menjadi warga negara Amerika dan mengabdikan hidup serta dirinya untuk seni.

Anda dapat melihat mozaiknya di Gedung State Capitol California, Balai Kota Los Angeles, dan Kastil Cinderella di Walt Disney World.

Hanns akhirnya meninggal pada tahun 1992.

Baca Juga:George Patton, Jenderal Komandan Pasukan Tank AS yang Gemar Menyandang 2 Pistol di Pinggang Meski Tak Pernah Menggunakannya

Artikel Terkait