Find Us On Social Media :

‘Jika Pelatih Itu Tak Pergi Bersama Mereka, Apa yang Akan Terjadi pada Anak Saya?’

By Mentari DP, Kamis, 12 Juli 2018 | 11:45 WIB

Intisari-Online.com - Berhasilnya misi penyelamatan 12 anak Thailand dan satu pelatih sepakbola mereka yang terjebak di Gua Tham Luang Nang Non, menyisakan bahagia juga bangga seluruh masyarakt dari penjuru negeri.

Selain menaruh rasa bangga pada para pejuang baik penyelam, relawan dan banyak masyarakat yang terlibat, dunia juga memberi penghargaan setinggi-tingginya pada seseorang yang paling dewasa dan juga paling terakhir diselamatkan .

Ia adalah Ekapol Chantawong.

Ekapol merupakan asisten pelatih ke-12 anak yang ikut terjebak di dalam gua saat air hujan menutup akses gua sehingga ia dan ke-12 anak-anaknya tak bisa keluar selama kurang lebih 17 hari.

Baca juga: Pahlawan Sesungguhnya dari Aksi Penyelamatan di Gua Thailand: Saman Gunan Meninggal Agar Orang Lain Bisa Hidup

Masyarakat luas, khususnya Thailand memberi sambutan hangat pada Ekapol yang berhasil diselamatkan.

Ekapol mungkin jadi satu-satunya korban yang tidak disambut hangat oleh keluarganya lantaran ia merupakan pria 25 tahun yatim-piatu.

Meski tak disambut keluarga, Ekapol mendapat banyak apresiasi.

Ekapol membawa anak-anaknya untuk melakukan susur Gua. Namun nahas, ia dan ke-12 anaknya justru terperangkap dan tak bisa keluar karena hujan deras yang membuat akses jalur keluar masuk tertutup.

Ia jadi pelindung dan rela memberikan seluruh bekal bawaannya agar ke-12 anaknya tetap bisa bertahan sampai ada bantuan.

Bayangkan saja, Ekapol pasti menjadi orang yang sangat lemah dan juga lapar, tetapi ia bertanggung jawab untuk memberi semangat juga dorongan untuk 12 anak.

Ia juga berjasa mengajari 12 anaknya bermeditasi supaya mereka mampu menghemat energi sampai berhasil keluar dari Gua.

Baca juga: ‘Kami Baik-baik Saja!’, Bocah-bocah yang Selamat dari Gua Itu Tampak Tersenyum dan Melambaikan Tangan di Rumah Sakit

Saat mengirimkan surat kepada orangtua ke-12 anak didiknya. Ia juga turut menuliskan surat sebagai permintaan maaf.

"Saya berjanji untuk merawat anak-anak dengan baik. Terima kasih dan saya minta maaf," tulisnya di secarik kertas.

Salah satu ibu dari korban bernama Pornchai Khamluang justru tak menganggap Ekapol bersalah.

"Jika dia (Ekapol) tak pergi bersama mereka, apa yang akan terjadi pada anak saya?" tuturnya mengapresiasi jasa baik dan pengorbanan asisten pelatih anaknya tersebut.

Ekapol tetap terlihat tersenyum dalam beberapa foto yang dikirim ke orangtua 12 anak didiknya.

Seperti yang kita ketahui, tak hanya sebagian orang yang ahli dalam penyelaman, seluruh masyarakat Thailand juga berjasa karena bergabung menjadi relawan untuk menyuplai semua kebutuhan relawan dalam misi penyelamatan mulia ini.

Tak heran bila aksi ini menjadi perhatian seluruh penjuru dunia. (Cynthia Paramitha Trisnanda)

(Artikel ini sudah tayang di nakita.grid.id dengan judul “Hidup Sebatang Kara, Ini yang Didapat Pelatih 12 Anak yang Terjebak di Gua dari Dunia!)

Baca juga: Ini Sosok 12 Remaja yang Terjebak dalam Gua, berikut Pesan-pesan Mengharukan yang Mereka Tulis untuk Orangtua