Find Us On Social Media :

Racun Hanya Ada di Dalam Pikiran dan Sikap Kita

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 19 Januari 2017 | 20:03 WIB

Ada 6 Sumber Racun di Rumah Anda!

Intisari-Online.com – Dahulu kala di negeri China, alkisah seorang gadis bernama Li-Li, yang baru menikah dan tinggal di rumah mertuanya.

Dalam waktu singkat, Li-Li tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Karakter mereka sangat berbeda. Li-Li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Li-Li dan ibu mertuanya tidak pernah berhenti bertengkar.

Li-Li makin tambah kesal lagi karena ada adat kuno yang mengharuskan ia menundukkan kepala untuk menghormati dan mentaati kemauan mertuanya.

Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di rumah itu membuat kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-Li, seorang lelaki yang sederhana. Akhirnya, Li-Li tak tahan juga menahan beban perasaan atas perlakuan buruk ibu mertuanya. Ia pun bertekad melakukan sesuatu.

Li-Li pergi menjumpai teman ayahnya, seorang Sinshe, ahli pengobatan ramuan China. Ia menceritakan situasinya dan minta ramuan untuk meracuni ibu mertuanya.

Saat pertemuan, muka Sinshe Wang terlihat serius, berpikir. Sinshe Wang berkata, "Li-Li, benarkah keinginanmu? Baiklah, saya akan membantu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu harus mendengarkan saya dan taati apa yang saya sarankan.”

"Bailah Pak Wang, saya akan ikuti,” kata Li-Li.

Sinshe Wang membalikkan badan berjalan masuk menuju ruang dalam dan tak lama kemudian ia kembali dengan segenggam bungkusan ramuan.

Sinshe berkata, "Li-Li, kamu tidak boleh pakai racun keras yang mematikan seketika, karena hal itu akan membuat semua orang menjadi curiga, saya akan beri kamu ramuan beberapa jenis tanaman yang secara perlahan-lahan akan meracuni tubuh." Lanjutnya,  “Setiap hari, kamu harus sediakan makanan yang enak-enak dan memasukkan sedikit ramuan ini ke dalamnya.

Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan berusaha bersikap sangat baik padanya. Jangan berdebat dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang ratu."

Li-Li terlihat sangat senang. Ia berterima kasih dan terburu-buru pulang memulai rencananya.