Hidup Terbelenggu oleh Kotak Pikiran Sendiri

K. Tatik Wardayati

Editor

Hidup Terbelenggu oleh Kotak Pikiran Sendiri
Hidup Terbelenggu oleh Kotak Pikiran Sendiri

Intisari-Online.com – Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun ia keheranan kenapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda baik dari usia maupun bentuk tubuh?”

Belalang itupun menjawabnya, “Di manakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Kadang-kadang kita sebagai manusia tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.

Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka tuduhkan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah kita separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih untuk mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah kita pernah mempertanyakan kepada hati nurani bahwa kita bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau kita mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah kita ingin membebaskan diri agar bisa mencapai sesuatu yang selama ini kita anggap di luar batas kemampuan kita?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami.

Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang, tetapi bila kita sudah mencapai puncak, semua pengorbanan itu pasti terbayar.

Kehidupan kita akan lebih baik kalau hidup dengan cara pilihan kita. Bukan cara hidup yang seperti mereka pilihkan untuk kita. (KBS)