Find Us On Social Media :

Jangan Berani Membawa Kabur Wanita dari Suku Asli Australia Ini, Jika Tak Ingin Dihukum Mati

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 13 Juli 2018 | 21:30 WIB

Baca juga: Gara-gara 'Ulah' Kapal Selam Indonesia, Jakarta Nyaris Dibom Australia, Pintu Perang pun Nyaris Terbuka

Jika melihat binatang buronan di padang pasir, mereka menjadi pemburu ulung yang tidak dapat dikalahkan. Misalnya jika mereka memburu kanguru, diikutinya berhari-hari hingga binatang itu jatuh terkulai kehabisan kekuatan.

Mereka pandai menarik binatang dengan perangkap optik dan akustik. Mereka mengoles diri dengan sejenis lumpur agar binatang tidak dapat mencium jejak mereka. Dan dengan gelas pembesar yang terkuat sekalipun, mereka tidak dapat dilihat dari kejauhan jika laki-laki yang umumnya setinggi 1.67 m itu sedang mengintai binatang buronan.

Air bisa mereka cium dari jarak berkilometer. Orang Pintubi mengetahui di dalam akar mana mereka akan menemukan air. Dan mereka juga mengetahui kebiasaan-kebiasaan hidup seekor katak besar yang sebelum mata air mengering sudah meminum banyak sekali dan sesudah itu menutup diri di bawah tanah dan tidur untuk jangka waktu panjang. Orang Pintubi tahu caranya menemukan sumber hidup ini.

Memang perjuangan untuk hidup sangat berat. Segala sesuatu yang mereka kerjakan, di arahkan ke situ. Mungkin satu saja yang tidak, yakni "alam mimpi". Alam leluhur mereka, ke mana mereka pergi jika mereka inginkan.

Baca juga: Indomie Berusaha Mencetak Rekor Dunia di Australia, Apa yang akan Mereka Lakukan?

Untuk itu mereka mengunyah Mingulpa, buah pohon Pitschuri yang merupakan obat  perangsang. Mereka menyanyikan lagu kuno, yang maknanya dan perkataannya tidak dikenal. Mereka jatuh dalam keadaan "trance" dan bermimpi. Hanya badan mereka yang masih berada di dalam dunia yang kejam.

Para cendekiawah telah menyelidiki "pelarian diri" ke "alam mimpi" ini. Dan mereka menemukan hal-hal yang aneh.

Sesudah kembali ke alam yang nyata, mereka dapat melukiskan keadaan alam di mana mereka mengembara, yakni hijau, subur dan sangat-nyaman seperti berribu tahun yang lampau.

Alam waktu itu masih datar. Gunung-gunung padang pasir itu "baru terjadi beberapa ribu tahun yang lampau."

Baca juga: Walah, Gara-gara Bau Durian Ratusan Orang di Australia Dievakuasi Sampai Panggil Pemadam Kebakaran

Cendekiawan-cendekiawan lain memberitakan, bahwa ada Pintubi yang pergi ke "alam mimpi" untuk meminta badai dan hujan pada leluhur. Dan memang turun hujan dan datang badai. Betapa mungkin belum dapat diterangkan.