Penulis
Intisari-Online.com - Sepanjang proses investasi tak jarang muncul hambatan dan kegagalan. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya mengindentifikasi dulu orientasi atau alasan kita berinvestasi. Tak semua orang menjalankan tahapan yang benar menjadi investor, sebagian besar dari mereka gegabah dalam menggelontorkan dana investasi.
(3 Syarat yang Wajib Dipenuhi Sebelum Mulai Berinvestasi)
Menurut Budi Raharjo, perencana keuangan dari One Shildt Financial Planning, ada dua jenis orientasi dalam berinvestasi.
Orientasi model ini sering menjadi pilihan mereka yang berada di siklus usia produktif. Mereka menyisihkan setiap rupiah dari penghasilannya untuk membangun dan mengembangkan aset. Mereka juga biasanya cenderung lebih agresif, orang-orang muda yang berani mengambil risiko demi meraih keuntungan tinggi.
Dalam orientasi pertumbuhan, aset yang cocok di antaranya adalah properti dan emas. Ini tipe aset yang didiamkan pun nilainya akan cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
(Mau Berinvestasi Properti, Jangan Lakukan 5 Hal Ini)
(Ini Empat Pantangan Berinvestasi Emas)
Contoh instrumen investasi yang pasti yaitu deposito—yang menghasilkan bunga per bulan. Contoh lainnya adalah bisnis, properti yang disewakan, dan obligasi.
(Dana Pensiun (3): Tambah Dana dengan Investasi)
Namun, terkadang kecenderungan orientasi investasi ini bisa bergeser bergantung dari kondisi masing-masing personal. Budi lebih lanjut mengatakan, sekarang lebih banyak pilihan instrumen investasi ketimbang sepuluh tahun lalu. Apalagi kita juga dipermudah dengan dukungan teknologi yang kian canggih. Jangan lupa, setelah memahami orientasi berinvestasi, Anda perlu menyusun target yang hendak dicapai.
Selamat berinvestasi!