Find Us On Social Media :

Kisah Manusia Pohon Asal Bangladesh Akhirnya Bisa Memeluk Putri Kecilnya

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 7 Januari 2017 | 18:16 WIB

Abul Bajandar, si manusia pohon darie Banglades

Intisri-Online.com - Si manusia pohon asal Banglades itu akhirnya bisa memeluk putri kecilnya. Kepastian ini terjadi setelah operasinya berjalan lancar dan aman.

Abul Bajandar mendapat julukan “manusia pohon” akibat kelainan pertumbuhan kulit yang membuat tangannya mirip batang pohon. Dan berkat terobosan terbaru dalam bidang medis, kelainan ini akhirnya bisa disingkirkan.

(Gara-gara Opera Sabun India, Ratusan Warga di Bangladesh Tawuran)

Laki-laki 27 tahun itu sudah menjalani 16 kali operasi untuk menyingkirkan kulit seberat 5 kilogram dari kedua tangan dan kakinya sejak kondisinya diketahui publik setahun lalu. Pengemudi becak ini adalah satu dari empat orang di dunia yang mengidap kelainan yang disebut epidermodysplasia verruciformis.

Ini adalah kondisi genetik langka yang disebut sebagai “penyakit manusia pohon” yang membuatnya tak bisa melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya memeluk putrinya yang berusia tiga tahun.

“Kesembuhan Bajandar merupakan tonggak luar biasa dalam sejarah ilmu kedokteran,” kata Samanta Lal Sen, koordinator bedah plastik di RS Universitas Kedokteran Dhaka. “Kami melakukan operasi setidaknya 16 kali untuk menyingkirkan kutilnya. Tangan dan kakinya hampir pulih.”

Lal Sen yakin, Bajandar adalah orang pertama di dunia yang sembuh dari penyakit langka itu. Sementara itu, sambil berbaring di ranjang rumah sakit, Bajandar mengatakan sakit akibat kondisinya itu sangat tak tertahankan.

“Saya tak pernah terpikir bisa memeluk anak saya lagi dengan kedua tangan saya,” kata Bajandar menunjukkan tangannya yang masih dibalut perban. “Kini saya merasa lebih baik. Saya bisa memeluk putri saya dan bermain dengan dia. Saya tak sabar ingin pulang ke rumah.”

Bajandar, penduduk sebuah desa miskin di distrik Khulna di pesisir selatan Banglades, menjadi terkenal setelah kondisinya dikabarkan media massa lokal dan internasional. Dia menikahi istrinya, Halima Khatun, sebelum terkena penyakit langka itu. Bajandar, istri, dan putrinya selama ini tinggal di rumah sakit sejak dia dirawat setahun lalu.

Kabarnya, setelah ini Bajandar berencana membuka bisnis kecil-kecilan dari donasi yang diterimanya dari seluruh dunia. (Kompas.com)