Di Banglades 56 Orang Tewas Disambar Petir Hanya dalam Waktu Dua Hari

Ade Sulaeman

Editor

Di Banglades 56 Orang Tewas Disambar Petir Hanya dalam Waktu Dua Hari
Di Banglades 56 Orang Tewas Disambar Petir Hanya dalam Waktu Dua Hari

Intisari-Online.com - Badai petir di Banglades telah menyebabkan kepanikan setelah 56 orang tewas disambar dalam dua hari, seperti dilaporkan Ibtimes, Sabtu (14/5/2016).

Para ahli meyakini, tingginya deforestasi atau pegundulan hutan dan suhu udara menyebabkan peningkatan sambaran petir.

Para korban termasuk dua siswa yang sedang bermain sepak bola di Dhaka, ibukota Bangladesh, dan seorang remaja yang sedang mengumpulkan mangga.

Mayoritas korban tewas adalah petani yang sedang bekerja di sawah. Puluhan lainnya terluka dalam dua hari terakhir, hingga Jumat (13/5/2016).

Banglades sedang dilanda gelombang panas selama dua minggu ini dengan badai petir juga telah melanda 14 distrik di negara itu sejak Selasa (10/5/2015).

Sekitar 90 orang telah tewas oleh petir sejak Maret tahun ini. Jumlah itu jelas meningkat tajam dibandingkan kematian akibat petir pada tahun 2015 yang seluruhnya 51 orang.

Kematian yang disebabkan oleh sambaran petir biasanya terjadi pada musim pra-monsun, yakni antara Maret dan Mei.

Polisi wilayah Pabna, Abul Hossain, mengatakan, jumlah orang yang tewas dalam waktu singkat “telah menyebabkan banyak orang panik”.

Mohammad Riaz Ahmed, Kepala Departemen Manajemen Bencana Banglades, mengatakan, pihak berwenang khawatir dengan tingginya kasus kematian akibat petir tahun ini.

“Kami akan melakukan semua upaya, konsultasi ilmuwan, dan ahli manajemen bencana lainnya sehingga petir tidak menjadi ancaman besar di Banglades,” katanya.

Antisipasi harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya badai petir yang lebih besar akhir Mei.

“Seperti yang telah kami catat, frekuensi petir telah meningkat secara bertahap sejak tahun 1981, karena variabilitas iklim dan peningkatan suhu,” kata M Abdul Mannan, pejabat Departemen Meteorologi di Dhaka.

“Suhu di negeri ini ditandai dengan kenaikan yang signifikan tahun ini, yang tampaknya menjadi penyebab di balik peningkatan insiden petir,” kata Mannan lagi.

Menurut Mannan, jumlah pohon juga diyakini telah memicu peningkatan frekuensi sambaran petir.

“Pohon palem dan pohon tinggi lainnya biasanya menangkal kilat. Namun, pohon-pohon ini menjadi langka di pedesaan,” katanya, sehingga warga yang berada di tempat terbuka beresiko disambar petir.

Jika jumlah kematian akibat petir meningkat, Banglades bisa masuk dalam darurat bencana alam.

Meteorolog Sujit Kumar Deb Sharma, seperti dilaporkan Times of India, menyebutkan, petir membunuh rata-rata hingga 300 orang per tahun di Banglades. Tak semua insiden dilaporkan ke media.

(kompas.com)