Find Us On Social Media :

Membanggakan, Konsep 2 Pilot dalam Satu Kokpit untuk Pesawat Komersil Ternyata Berasal dari Ahli Penerbangan Indonesia

By Agustinus Winardi, Senin, 2 Juli 2018 | 18:00 WIB

Sewaktu debriefing setelah penerbangan, Wiweko tiba-tiba menanyakan: “Apa kerjanya orang yang duduk dibelakang saya itu?”

Ruangan jadi hening, Pierre Baud dibuat tertegun mendapat “serangan” pertanyaan tersebut dan menjawab: “Dia adalah flight engineer...”

“Itu saya sudah tahu, tapi apa kerjanya dia?” Pierre seakan tidak bisa menjawab, untung Roger Beteille mengerti maksud pertanyaan Wiweko.

Dia kemudian menerangkan memang sudah tidak perlu lagi flight engineer berada dalam kokpit sebab semua sudah serba otomatis.

Semua kontrol untuk menerbangkan pesawat pun berada di hadapan pilot.

“Kursi engineer adalah suatu konsesi dengan serikat buruh Eropa dan sebenarnya sudah tidak ada fungsinya lagi di dalam kokpit.”

Begitu jawab Beteille seperti dikutip dalam buku Dari Blitar ke Kelas Dunia: Wiweko Soepono Membangun Penerbangan Indonesia, tertiban Primamedia Pustaka 2001.

Arah ke two-man crew cockpit Airbus saat itu memang sudah ada.

Tapi baru untuk pesawat badan sedang seperti telah diterapkan pada kokpit pesawat Caravelle buatan Prancis dan mesinnya nangkring pada bagian buntut pesawat.

Menyadari hal itu, Airbus kemudian berencana mengaplikasiikan pada pesawat badan lebar.

Tapi karena saat itu konsep two-man crew cockpit belum bisa diterima dan agar pasar mau menyerap produknya, Airbus lalu mengikuti produk pesawat badan lebar Boeing, Douglas dan Lockheed yang kokpitnya dilengkapi side-panel bagi flight engineer.

“Keluarkan kursi (flight engineer) itu, dan mari kita berunding mengenai pembelian pesawat,” tantang Wiweko.