Find Us On Social Media :

Divonis Penjara hingga 759 Tahun, Memang Apa Kesalahan Psikopat Meksiko yang Juga Mantan Pegulat Ini?

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 27 Juni 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Manusia memang memiliki kemungkinan untuk menyakiti sesamanya.

Namun bagi beberapa orang, rasa sakit hati kadang dapat menimbulkan motif tertentu untuk membunuh.

Seperti inilah kira-kira yang terjadi pada Juana Barraza.

Trauma pelecehan masa kecil Barraza adalah faktor dalam pembunuhannya.

Baca Juga: Catat ya Wanita, Jangan Pernah Lakukan 4 Hal Ini di Organ Intim atau Anda Akan Menyesalinya

Wanita kelahiran Meksiko 27 Desember 1957 ini memiliki masa kecil yang kelam yang membuatnya tumbuh menjadi pembunuh berantai.

Sebelum ditangkap, Barraza adalah pegulat profesional dengan nama La Dama del Silencio (The Lady of Silence ).

Dia memiliki minat yang kuat dengan lucha libre, suatu bentuk gulat profesional bertopeng Meksiko.

Namun pada 2008, setelah penyidikan jaksa penuntut menuduh Juana Barraza telah bertanggung jawab atas 40 kematian nyawa.

Baca Juga: Seperti Siluman, Personel Kopaska Ini Seorang Diri dan Tanpa Senjata Menyusup ke Kapal Perang Malaysia Lalu Mengusirnya

Semua korban Barraza adalah lansia, wanita berusia 60 atau lebih, banyak di antaranya tinggal sendirian.

Sebuah kebetulan yang aneh juga mengganggu penyelidikan.

Yakni setidaknya tiga korban Barraza memiliki cetakan lukisan abad ke-18 oleh seniman Prancis Jean-Baptiste Greuze, Boy in A Red Waistcoat.

Baca Juga: Seorang Ayah Terpaksa Kenakan Gaun Pengantin dan Lipstik Setiap Hari, Alasannya Sungguh Menyayat Hati

Pihak berwenang percaya bahwa Juana Barraza sangat brilian karena dia adalah seorang psikopat yang tidak merasa menyesal.

Selanjutnya, Barraza mengasosiasikan korban lansia dengan ibunya dan percaya bahwa dia meringankan bebas sosial masyarakat dengan membunuh mereka.

Untuk mendapatkan kepercayaan dari korbannya, Barraza terlebih dahulu berpura-pura bertindak sebagai pekerja di bidang kesejahteraan sosial.

Maka oleh para calon korbannya, Barazza sudah dianggap layaknya 'pengasuh.'

Baca Juga: Gigih Menentang AS dan Ancam Akan Menyerang Israel, Presiden Turki Erdogan Sukses Menangkan Pemilu

Jaksa Mexico City mengatakan bukti sidik jari menghubungkan Barraza dengan setidaknya 10 pembunuhan sebanyak 40 pembunuhan yang dikaitkan dengannya.

Barraza mengakui satu pembunuhan dan mengatakan kepada polisi bahwa motifnya adalah kebencian berlama-lama tentang perlakuan ibunya sendiri terhadapnya.

Pada 31 Maret, dia dinyatakan bersalah atas 16 dakwaan pembunuhan dan pencurian yang diperparah, termasuk 11 pembunuhan terpisah.

Juana Barraza pun diganjar hukuman penjara 759 tahun.

Tetapi hukuman maksimum menurut hukum Meksiko adalah 60 tahun, sehingga dia kemungkinan besar akan menjalani hukuman seumur hidup di penjara.

Baca Juga: Bukan Urusan Diplomasi, Ini Alasan Pangeran William Mengunjungi Israel, Sangat Mengharukan!