Advertorial
Intisari-Online.com - Pangeran William melakukan kunjungan selama lima hari di negara Yordania, Israel, dan Palestina.
Dia menorehkan rekor baru karena menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang mengunjungi wilayah konflik Timur Tengah Israel dan Palestina.
Pasalnya, selama ini Pemerintah Inggris telah memberi larangan keras bagi seluruh anggota kerajaan untuk mengunjungi tanah yang terlibat konflik yang tak bisa diselesaikan.
Konflik antara Israel dan Palestina menjadi salah satu dalam daftar larangan tersebut.
Namun Pangeran William ternyata mendapat izin dari pemerintah Inggris untuk melakukan kunjungan ke Israel dan Palestina.
Baca Juga:(Foto) Inilah 10 'Selfie' Teraneh yang Hanya Dilakukan Orang India, Dijamin Bikin Tertawa Geli!
Disinyalir bahwa kunjungan itu bukanlah misi diplomasi baik dengan Israel maupun Palestina.
Tapi justru misi penuh cinta yang diberikan Pangeran Phillip untuk cucunya Pangeran William.
Pangeran William akan menyampaikan doa titipan dari Pangeran Phillip untuk mendiang Putri Alice yang bersemayam di Bukit Zaitun, Yerusalem.
Tak banyak yang tahu bahwa ibunda kandung Pangeran Phillip, Putri Alice, dimakamkan di Israel.
Putri Alice menjadi satu-satunya bangsawan Inggris yang disemayamkan di Israel karena permintaan pribadinya.
Ia dan Pangeran Phillip memiliki hubungan rumit. Tidak seperi ibu dan anak pada umumnya.
Putri Alice merupakan bangsawan asal Inggris saudara Earl Mountbatten dan menikahi Pangeran Andrew dari Yunani.
Pasangan ini memiliki lima anak, empat anak perempuan dan satu anak laki-laki terakhir yaitu Pangeran Phillip.
Baca Juga:Ingin Punya Bayi sehat dan Berkulit Putih Bersih? Ibu Hamil Harus Rajin Mengonsumsi Makanan Ini
Malang bagi Phillip, kehidupan masa kecilnya ternyata sangat suram.
Pangeran Andrew dan Putri Alice terusir dari Yunani dan tinggal di rumah kecil di pinggiran Paris.
Saat usia Phillip baru 8 tahun, Putri Alice mulai mengalami kekacauan mental dan dia tiba-tiba terobsesi menjadi biarawati.
Obsesinya makin menyeramkan dan dokter terpaksa membawa Putri Alice tinggal di rumah sakit jiwa untuk menjalani pengobatan.
Saat usia Phillip menginjak 9 tahun, ayahnya pergi melarikan diri ke Prancis Selatan dan empat saudara perempuan Phillip menikah dengan orang-orang Nazi.
Itu yang membuat pernikahan Pangeran Phillip dan Ratu Elizabeth II sempat ditentang pemerintah Inggris.
Baca Juga:Karma! Mimpi Camilla Jadi Ratu Inggris Dihadang 'Titisan Putri Diana', Kate Middleton
Phillip kecil memutuskan untuk melanjutkan hidupnya sembari tetap memendam kerinduan mendalam pada sang ibu.
Singkat cerita, Phillip kembali bertemu dengan ibunya pada tahun 1937 di pemakaman saudara perempuannya Putri Cecilie.
Pada tahun 1967, Putri Alice diajak tinggal di Istana Buckingham, hanya 2 tahun saja menjelang kematiannya tahun 1969.
Meski hanya 2 tahun bersama, Pangeran Phillip sangat menghargai waktunya bersama sang ibu.
Selama hidup terpisah dari ibunya, Pangeran Phillip selalu mencintai dan merindukan Putri Alice.
Selama beberapa tahun, jenazah Putri Alice dimakamkan di Kapel St.George, Windsor.
Namun tahun 1988, jenazahnya dipindahkan ke Taman Getsemani di Bukit Zaitun, Yerusalem atas permintaan Putri Alice semasa hidup.
Ternyata, saat terjadi kekacauan Nazi, Putri Alice pernah menyembunyikan orang Yahudi di rumahnya.
Pangeran Phillip tidak diizinkan menghadiri pemakaman ulang ibunya di Israel dan hanya sekali mengunjunginya tahun 1994.
Kini, Pangeran William yang akhirnya mendapat izin untuk pergi ke Israel.
Akhirnya, Pangeran Phillip bisa kembali mengirim pesan cinta lewat cucu terkasihnya itu untuk ibu yang sangat dia cintai.