2 Pilot Ini Berhasil Lolos dari Kawasan Penuh Misteri Segitiga Bermuda, Begini Kesaksian Mereka

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Ada beragam kisah misteri yang menyelimuti tempat ini. Sebagian besar seputar hilangnya kapal dan pesawat yang melintasi kawasan ini.

Intisari-Online.com -Segitiga Bermuda menjadi salah satu kawasan yang misterinya tidak terpecahkan hingga saat ini.

Kawasan ini terbentuk dari tiga lokasi—teritorial Britania Raya, Puerto Riko, dan Miami—yang jika ditarik garis penghubung akan membentu pola segitiga.

Ada beragam kisah misteri yang menyelimuti tempat ini. Sebagian besar seputar hilangnya kapal dan pesawat yang melintasi kawasan ini.

Tak sekadar itu, tak berfungsinya alat navigasi pada pesawat, fenomena alam, hingga keterlibatan alien pun seringkali dituding sebagai penyebab hilangnya pesawat dan kapal di sana.

Baca juga:Misteri Perairan Masalembo Setiga Bermuda-nya Indonesia, Mistis atau Fenomena Alam?

Meski begitu, ada beberapa orang yang berhasil “selamat” dari segitiga bermuda. Mereka pun membeberkan kisahnya, meski banyak juga menyisakan pertanyaan.

Bruce Gernon

Bruce Gernon memulai perjalanan dari Andros Town Airport di Bahama menggunakan pesawat Beechcraft Bonanza A36 bersama dengan ayah dan rekan bisnisnya, Chuck Lafeyette.

Dalam penerbangan, Bruce melihat awan besar dengan perkiraan ketinggian 18 km dari darat. Saat itu mereka berada dekat dengan pulau Bimini.

Manuver untuk menghindari awan tersebut pun dilakukan. Sambil menghindar, Bruce memerhatikan bahwa awan tersebut berubah bentuk dan melengkung seperti donat dengan diameter 48 km.

Pesawat pun terjebak di dalam "awan donat" tersebut.

Setelah menerbangkan pesawatnya sejauh 20 km, Bruce melihat sebuah celah pada sisi barat awan dan memilihnya sebagai jalur untuk keluar dari awan.

Terbang melewati celah tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 detik.

Baca juga:Wanita Ini Dijuluki 'Nona yang Tak Tertenggelamkan', Tiga Kali Lolos dari Kecelakaan Kapal, Termasuk Titanic

Dalam cerita yang dibagikan, Bruce mengatakan bahwa di dalam celah pelarian itu ia sempat merasa (sekitar lima detik) pesawat terbang tanpa beban dan kecepatan pun bertambah.

Setelah berhasil lolos, Bruce kemudian menyadari bahwa ia sudah terbang selama 34 menit dan berada di Palm Beach.

Artinya, dari Bandara Andros Town sampai ke Palm Beach hanya memakan waktu 47 menit. Padahal jarak tersebut biasanya ditempuh dalam waktu 75 menit.

Pertanyaan yang tersisa dari kisah ini adalah bagaimana cara Bruce mencapai jarak 402 km hanya dalam waktu 47 menit.

Apakah berhubungan dengan kesaksian Bruce mengenai pesawat yang terasa ringan?

Cary Gordon Trantham

Sama dengan Bruce Gernon, Cary Gordon juga seorang pilot yang sedang melakukan penerbangan yang tidak berbeda dengan biasanya saat kisah tersebut dimulai.

Cary terbang seorang diri menuju Ormond Beach dari Naval Air Station di Key West pada tahun 1995. Saat itu Cary yang sudah terbiasa menerbangkan pesawat ini melewati kawasan Segitiga Bermuda.

Cary Gordon memang sudah diperingatkan mengenai dead air space, sebuah kawasan dengan keadaan hilang kontak radio. Area ini berada di atas teluk antara Keys dan Florida.

Saat perjalanan ke Ormond Beach, Cary sampai dengan selamat. Namun berbeda dengan perjalanannya menuju pulang. Cary mengalami masalah.

Cary diberitahu untuk mengubah rutenya karena diperkirakan akan ada badai. Namun saat terbang di atas area Naples, Cary mulai kehilangan kendali atas pesawatnya.

Baca juga: Uzi, Senapan Maut Bikinan Israel Favorit Pasukan Khusus dan Intelejen Dunia Termasuk Indonesia

Kompas dan alat navigasi lainnya tidak berfungsi. Alat pengukur ketinggian pun terus berputar-putar. Cary tidak lagi bisa melihat batas antara langit dan laut karena keadaan saat itu benar-benar gelap.

Segala cara dilakukan oleh Cary untuk mengendalikan pesawatnya dan menghubungi menara pengawas. Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Pesawat tetap "terombang-ambing" di langit.

Dengan mengandalkan insting dan memaksakan kemudi dalam pesawatnya, Cary mencoba menanjak ke ketinggian 4000 kaki atau setara dengan 1.219 m.

Tak disangka, Cary berhasil melakukannya dan semua kembali normal. Ia dapat mengendalikan pesawatnya dan juga dapat terhubung dengan menara pengawas melalui radio. (Bhisma Adinaya/National Geographic Indonesia)

Artikel Terkait