Find Us On Social Media :

[Kisah Misteri] Ketika Jeane Dixon Meramalkan Kejatuhan Bung Karno

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 8 Desember 2016 | 19:22 WIB

Drg. Oei Hong Kian: Bung Karno Pasien Saya (2)

"Tidak. Tapi segenerasi lagi kita akan menjadi kawan dalam menghadapi Tiongkok."

"Kita tidak mempunyai kesulitan dengan Tiongkok," kata FDR. Saat itu Tiongkok bersekutu dengan AS, Inggris dan Rusia.

Pertengahan Januari 1945, Jeane ditelepon kembali untuk datang ke Gedung Putih. FDR tampak lebih santai, tetapi lebih kurus.

"Bagaimana? Berapa lama lagi waktu tersedia bagi saya?"tanyanya.

"Tinggal sedikit," jawab Jeane.

Perihal Rusia ia bersikeras dengan pendapatnya, seraya berpesan agar Amerika jangan membagi-bagikan milik orang lain. Katanya ia melihat Paman Sam seakan-akan merogoh kantung orang lain. la juga meramalkan AS akan mengalami bentrokan rasial dan baru akan aman tahun 1980.

Tanggal 12 April 1945 FDR meninggal akibat perdarahan di otak. Namun pada bulan Februari ia masih sempat ke Yalta dengan PM Churchill dari Inggris dan Diktator Stalin dari Rusia. Di sana ia menandatangani perjanjian yang memberi Rusia kekuasaan untuk menguasai separuh Jerman, pangkalan Port Arthur, Kepulauan Kurile dan Sakhalin Utara berikut pulau-pulau sekitarnya.

Itulah yang dimaksudkan oleh Jeane "membagikan-bagikan milik orang lain".

Kita tahu "pembagian" itu kemudian menjadi masalah karena lantas ada Jerman Timur dan Jerman Barat yang baru bisa bersatu lagi 45 tahun kemudian, sementara Jepang sampai sekarang belum memperoleh kembali pulau-pulaunya.

Akhir tahun 1956 Jeane diwawancara di muka umum. Seorang wartawan bertanya, bagaimana nasib Jawaharlal Nehru, tokoh kemerdekaan India dan tokoh dunia waktu itu, yang sudah menjadi perdana menteri sejak 1947?

Jeane menjawab bahwa, kira-kira tujuh tahun lagi. Tanggal 27 Mei 1964, Nehru—ayah Indira Gandhi dan kakek Rajiv Gandhi yang kedua duanya kelak menjadi PM India—meninggal. Parlemen India memilih Lai Bahadur Shastri sebagai penggantinya.

Jeane juga meramalkan pembunuhan atas Mahatma Gandhi, Senator Robert F. Kennedy, kematian Marilyn Monroe akibat bunuh diri, dan bahwa pesawat udara yang ditumpangi sekretaris jenderal PBB waktu itu, Dag Hammarskjold, akan jatuh. Ramalan ini terbukti. Hammarskjold tewas September 1961.

Akhir tahun 1965, Jeane Dixon meramalkan Presiden Sukarno akan "turun takhta" sebelum akhir tahun 1966 dan Partai Komunis Indonesia akan kehilangan pegangan. Kejadian itu sebenarnya sudah bisa diduga banyak orang, juga oleh bukan cenayang. Soalnya ketika itu Presiden Soekarno sudah kehilangan pamornya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sudah turun ke jalan.

Artikel ini pernah tayang di Kumpulan Kisah Misteri 3 yang diterbitkan Intisari pada 2004