Find Us On Social Media :

48 Tahun Wafatnya Bung Karno: Akhir Tragis Hidup Sang Proklamator

By Agustinus Winardi, Kamis, 21 Juni 2018 | 11:15 WIB

Mendengar berita bahwa jenazah Bung Karno akan dikebumikan di Blitar, mantan KSAU yang merupakan teman dekatnya, yakni Suryadarma bersama keluarga pergi ke Bandara Halim Perdanakusuma tempat jenazap Bung Karno disemayamkan dan akan diangkut pesawat C-130 Hercules.

Baca juga: Rahasia Kecantikan 'Abadi' Naoko Nemoto, Istri Tercantik Bung Karno yang Kini Sudah Berusia 78 Tahun

Suryadarma yang sudah di-black-list oleh Pemerintah Orde Baru, berusaha menyelinap ke dalam kokpit salah satu pesawat C-130 yang akan mengantarkan jenazah Bung Karno dan berhasil.

Suryadarma memang tidak diundang oleh pemerintah untuk ikut dalam rombongan pengantar jenazah, yang terdiri dari para pejabat Orde Baru dan keluarga Bung Karno ke Blitar.

Pesawat yang ditumpangi Suryadarma saat itu diterbangkan oleh Mayor Udara O.H. Wello hingga tiba di Malang.

Lalu perjalanan dilanjutkan dengan menumpang kendaraan yang disediakan oleh AURI untuk mengantar rombongan pengantar jenazah Bung Karno ke Blitar.

Di sepanjang perjalanan dari Malang hingga ke Blitar, begitu banyak rakyat yang berbondong-bondong menyambut rombongan pengantar jenazah Bung Karno.

Suatu kejadian aneh terjadi di dalam perjalanan menuju Blitar, yaitu truk-truk pasukan AD yang mengawal para pejabat Orde Baru mendadak mogok semua di tengah perjalanan.

Akibatnya, rombongan harus melakukan perjalanan sampai Blitar tanpa pengawalan tentara satu pun.

Setibanya di tempat pemakaman Bung Karno, terlihat lautan manusia yang sudah menantikan jenazah Bung Karno.

Bertemu dengan jutaan massa pengagum Bung Karno yang berkabung sempat membuat nyali beberapa pejabat Orde Baru ciut karena tidak ada pasukan pengawal yang menjaga mereka.

Ketika jenazah Bung Karno dimasukkan ke dalam liang lahat, sekonyong-konyong suasana menjadi sunyi senyap.

Lautan manusia yang begitu padatnya memenuhi lokasi, semuanya terdiam, hening. Dalam keheningan, yang terdengar hanyalah isak tangis dari pihak keluarga Bung Karno.

Rakyat dan para pelayat lainnya semua terdiam saat melepas kepergian Sang Proklamator.

(Sumber Buku Bapak Angkatan Udara Suryadi Suryadarma Penerbit Buku Kompas 2017)

Baca juga: Pertikaian Dua Saudara Kandung Akhirnya Melahirkan Adidas dan Puma dan Sampai Kini Terus Berseteru