Kini ia harus mencari makan sendiri. Berburu marmot dan tikus, bahkan menangkap ikan di sungai, meskipun pekerjaan itu dianggap hina oleh suku bangsanya.
Saudara tirinya pernah mencuri ikan hasil tangkapannya. Temujin gusar, saudaranya dihantam, disuruh berlutut di tanah, akhirnya dibunuh.
Pada 1206 ia baru menaklukkan Karakorum, akan tetapi 21 tahun kemudian kerajaannya meliputi Tiongkok, Asia Tengah, Asia Barat membentang dari laut Pasifik di Timur sampai ke Laut Kaspia di Barat.
Tepian sungai Djnepr di Rusia pun pernah digetarkan oleh telapak kuda Genghis Khan. (Ia berganti nama itu atas anjuran seorang ahli nujum. Artinya: Mahakuasa).
Daerah-daerah itu ia taklukkan dengan serangan-serangan kilat yang kemudian disebut “Blitzkrieg”.
Sebelum serangan kilat dilancarkan ia melemahkan kekuatan musuh dengan lima macam siasat. Ia selidiki sumber kekuatan lawan dengan mengirimkan mata-mata.
Kemudian ia patahkan moril musuh dengan menyebarkan berita di kalangan mereka, bahwa perlawanan akan sia-sia belaka.
Pasukan Jengis Khan lebih besar, lebih lengkap persenjataannya, lebih berpengalaman.
Tenaga musuh dihancurkan dari dalam oleh mata-mata dan pengkhianat-pengkhianat. Musuh dikelabui tentang sifat serangan yang hendak dilancarkan.
Kelima siasat itu berikut serangan Blitzkrieg diambil oleh Hitler.
Baca juga: Berakhirnya Dinasti Krupp Produsen Senjata Kaiser Wilhelm I, II, dan Hitler