Find Us On Social Media :

Beginilah Cara Pangeran Charles Dididik Untuk Menjadi Raja Inggris

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 20 Juni 2018 | 07:00 WIB

Di sini Charles harus menunjukkan kemampuannya. Tadinya ia belum pernah jadi murid yang cerdas bahkan ia punya reputasi (di koran-koran) sebagai murid yang lambat. Charles tidak mempedulikan gossip-gossip.

Baca juga: Pangeran William dan Kate Middleton Sengaja 'Reka Ulang' Foto Pangeran Charles dan Putri Diana, Ini Hasilnya!

Pada akhir tahun ia mendapat angka baik sekali untuk arkeologi dan antropologi. Dua tahun kemudian ia lulus dari jurusan sejarah (1970).

Selama musim panas tahun 1969 ia belajar 9 minggu di University of Wales. Sesudah itu ia pidato panjang dalam bahasa Wales yang melunakkan dan menyenangkan hati pendengar-pendengarnya, yang tadinya tidak begitu suka pada pangeran yang "diterjunkan" ke tengah-tengah mereka.

Tetapi ujian-ujian yang paling berat masih menunggu Charles. Ia harus membuat Inggeris "menemukan" pangeran mereka, sang putera mahkota yang sejauh ini hanya dikenal lewat foto-foto (yang sering dalam keadaan tampak bodoh) dan gossip.

"Kamus kecil" Inggeris - Jerman

Musim semi 1969, hanya beberapa minggu sebelum pelantikannya sebagai Prince of Wales, Charles memberikan wawancara radio yang pertama. Ternyata reaksi dari publik sangat menyenangkan.

Orang  Inggeris menemukan pemuda yang serius tetapi juga penuh humor, yang sadar akan pentingnya misi yang ia pikul tetapi juga penuh dengan kerendahan hati yang lembut.

Baca juga: Jarang Disorot, Inilah 3 Anak Ratu Elizabeth II Selain Pangeran Charles

Charles segera terlepas dari pendidikan kaku yang diinginkan oleh ayahnya. la mengerti bahwa ia harus merhpergunakan humor untuk meluweskan kekakuan.

Sebagai "commanding colonel" dari Resimen Kerajaan dari Wales, ia menunjukkan , bahwa ia mengenal semua bawahannya dan ia bahkan mengeluarkan daftar kata-kata Inggeris-Jerman untuk membantu tentara yang diposkan di Jerman agar tidak mengalami kesulitan bahasa untuk menaklukkan gadis-gadis Jerman.

Ketika tinggal di Royal Air Force School di Cranwell tahun 1971, pangeran berhasil masuk ke tempat pengeras suara dan mengumumkan bahwa semua perwira harus meninggalkan sepatunya di tempat tertentu, karena sepatu-sepatu itu mempunyai kesalahan yang akan diperbaiki oleh pabrik pembuatnya.