Takut Mengambil Keputusan Adalah Emosi Paling Menghancurkan

Hery Prasetyo

Penulis

Mati Ketakutan: Benarkah Rasa Takut Bisa Menjadi Penyebab Kematian?

Intisari-online.com — Menurut Anda apa emosi yang paling menghancurkan? Apakah amarah? Apakah pikiran negatif? Atau mungkin pesimis? Ternyata dari semua jenis emosi itu yang paling memberi efek destruktif adalah rasa takut. Termasuk takut mengambil keputusan merupakan emosi yang menghancurkan.

Semakin seseorang dewasa, semakin ia hidup dengan rasa takut. Walau tidak jelas terlihat, semua orang memiliki rasa takut yang tersembunyi dalam dirinya. Padahal hidup di bawah kendali rasa takut adalah hidup yang terbelenggu.

Salah satu ketakutan yang sering kali kita alami adalah takut untuk mengambil keputusan. Sebab kita takut untuk bertanggung jawab atas keputusan yang akan kita buat itu. Sayangnya, kondisi ini akan membuat kualitas hidup kita menurun. Sebab kita membiarkan ketakutan merampok semua kemungkinan-kemungkinan baik yang harusnya kita terima.

Rasa Takut adalah emosi yang menghancurkan.
Kalau kita tidak berusaha untuk mengatasi rasa takut itu, lama kelamaan hidup kita akan semakin terbatas. Terbatas dalam mengembangkan talenta, terbatas dalam mengasihi, dan terbatas dalam mengembangkan kualitas hidup kita. Jadi, inilah saatnya keluar dari penjara rasa takut!

Coba pikirkan, apakah kita takut mengambil keputusan belakangan ini? Jika ya, mari simak langkah-langkah mengurangi rasa takut berikut ini. Ingat, takut mengambil keputusan adalah emosi paling menghancurkan.

baca juga:Ternyata, Rasa Takutlah yang Membuat Kita Menjadi Jahat

1. Berkomitmenlah untuk keputusan itu

Ketika kita mengambil keputusan untuk mengubah kebiasaan buruk yang sangat sulit ditinggalkan, berkomitmenlah untuk benar-benar melakukannya. Berbicara lebih mudah ketimbang melakukannya. Jika kita sudah membuat keputusan, berkomitmenlah dan lakukanlah hari ini!

2. Pikirkan skenario teburuk

Sering kali ketika kita ingin mengambil keputusan akan suatu hal, kita terlalu tidak berani memikirkan skenario terburuk. Bukan, bukan maksudnya kita menjadi pesimis. Namun, ketika kita berani memikirkan skenario terburuk bahkan menuliskannya lebih detail, skenario terburuk itu belum tentu semenakutkan yang kita pikirkan. Tidak percaya? coba saja!

klik "2" untuk melanjutkan membaca

Baca juga: Kisah Penyembuhan dari Ketakutan

Artikel Terkait