Find Us On Social Media :

Trofi Piala Dunia Ternyata Pernah Dicuri, Inilah Kisah Piala Jules Rimet yang Legendaris Itu

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 15 Juni 2018 | 18:15 WIB

Baca juga: Ketika Piala Dunia 2010 Melahirkan Lebih Banyak Bayi Laki-laki di Afrika Selatan, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Perang dunia menyebabkan terhentinya pertandingan-pertandingan kejuaraan dunia. Baru pada tahun 1950 penyelenggaraan dapat dimulai lagi. Dan Brasil dijadikan gelanggang terakhir untuk ke-16 kesebelasan yang terkuat.

Pertandingan berlangsung di Maracana Stadion di Rio de Janeiro, stadion raksasa dengan tribun bertingkat tiga, yang dapat memuat 200 ribu penonton. Di luar segala dugaan pada waktu  tuan rumah, Brasil, dikalahkan oleh Uruguay dalam babak final dengan skor 1 – 2.

Dalam kejuaraan yang ke-4 itu untuk pertama kalinya kesebelasan Inggris turut serta. Skotlandia, yang berhak pula mengirimkan pemain-pemainnya, menolak undangan. Pemain-pemain dan suporter-suporter Inggris sangat kecewa sekali ketika kesebelasannya terpaksa menelan kekalahan 0 -1 menghadapi kesebelasan Amerika Serikat.

Memang sega hal yang bersangkut-paut dengan sepakbola, AS berada setingkat di bawah Inggris – kecuali dalam daya tahan dan keberuntungan.

Dengan kejuaraan pada tahun 1954 di Swiss dimulai permainan sepakbola modern, yang bermutu tinggi, cemerlang, dan bersendikan seni. Tetapi, dimulai juga permainan yang keras, sering juga kasar, dan di luar batas.

Baca juga: Bukan Arab, Jepang atau Korsel Wakil Asia Pertama di Piala Dunia Tapi Justru Indonesia

Dalam pertandingan seperempat final antara Megaria dan Brasil, yang dimenangkan Megaria dengan skor 4 – 2, wasit Halifax dari Inggris mengeluarkan dua pemain Brasil dan seorang pemain Hongaria dari lapangan.

Beberapa orang pemain dari kedua belah pihak, beberapa orang ofisial dan anggota polisi dapat luka-luka.

Beberapa hari kemudian Hongaria harus menghadapi Uruguay dalam babak semifinal. Pertandingan ini dipandang sebagia pertandingan yang terbaik dari seluruh tornoi di Swiss, permainannya keras tetapi bersih dan brilyan.

Setelah waktu diperpanjang Hongaria menang 4 – 2, tetapi kehilangan juga kesempatan untuk membawa pulang piala Jules Rimet.

Di babak final melawan Jerman Barat, Hongaria yang jelas masih merasakan akibat daripada dua pertandingan berat sebelumnya, bermain di bawah mutunya dalam babak pendahuluan menang.