Find Us On Social Media :

Tak Hanya di Indonesia, di Malaysia Mudik Lebaran juga Tak kalah Heboh

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 14 Juni 2018 | 08:00 WIB

Teman dan kenalan mereka kadang-kadang geli. Ada pria karyawan yang terbengong-bengong karena menerima kartu "Untuk kekasihku" dari direkturnya. Adalagi wanita karyawan yang menerima pantun untuk ayahanda yang dihormati dari boss-nya.

Baca juga: Bagi Anda yang Lebaran di Seputar Solo, Inilah Lima Tempat Kuliner yang Wajib Dikunjingi, Dijamin Maknyuss!!!

Pelita sepanjang pagar

Penentuan kapan mulai puasa dan kapan hari raya tidak dilakukan dengan alat-alat modern. Penentuan dengan melihat "kedudukan anak bulan" dilakukan kira-kira pukul 20.00 oleh para petugas agama dari laut.

Kalau cahaya bulan sudah terlihat walaupun sedikit, artinya keesokan harinya puasa. Penentuan hari raya dilakukan dengan cara itu pula dan hasilnya diumumkan lewat radio, TV dan media lain.

Liburan hari raya resminya dua hari, tetapi masa itu banyak orang mengambil cuti. Kalau  hari libur resmi jatuh pada hari Minggu dan Senin umpamanya, maka hari Selasa ikut diliburkan. Di beberapa negara bagian liburnya hari Jumat. Kalau libur hari raya jatuh pada hari Jumat, maka liburnya digeser ke hari lain.

Di Malaysia terdapat tiga bangsa yaitu Melayu, Cina dan India. Supaya kegiatan polisi, pemadam kebakaran, hansip, penjaga keamanan dan rumah sakit tidak terganggu, maka pada hari-hari Lebaran petugas Cina dan India yang tidak beragama Islam akan melembur.

Sebaliknya, pada hari-hari raya mereka, petugas-petugas lain yang tidak merayakannya akan melembur.

Baca juga: Sebentar Lagi Idulfitri, Beginilah Cara Menghitung Bulan untuk Menetapkan Lebaran

Untuk pulang kampung, mereka biasa memesan tempat di bus dan kereta api jauh sebelumnya. Kalau tempat sudah habis, diberitakan di surat kabar. Taksi-taksi liar berkeliaran pada masa itu, untuk menampung rezeki. Taksi gelap di sini namanya "taksi sapu".

Menjelang Lebaran, jalan-jalan keluar kota penuh sesak dengan orang yang mudik. Kendaraan harus merayap. Kadang-kadang ada perampok jalan raya (highway robber).

Kalau kebetulan kita dalam perjalanan pada malam tujuh likui atau Lailatul Qadar (hari ke-27 setelah puasa bermula), kita akan melihat pelita-pelita kelap-kelip sepanjang pagar halaman atau lampu-lampu kecil sepanjang tepi atap rumah penduduk.

Masyarakat percaya malam itu para malaikat turun ke rumah-rumah penduduk dan mereka ingin menyambutnya dengan penerangan. Jika malam itu Anda dalam perjalanan dari Penang ke Johor yang jaraknya 800 km, Anda akan menemukan pelita banyak sekali menghiasi tepi-tepi jalan.

Baca juga: Anti Ribet, Ini 6 Tips Praktis 'Packing' Pakaian Untuk Mudik Lebaran

Pada hari raya yang sudah ditunggu-tunggu itu, para pembesar membuka rumahnya untuk menerima siapa saja yang mau datang. Tidak jarang pengunjung hams antre untuk bersalaman. Pernah serombongan anak cacat berhari raya ke rumah Menteri Pendidikan Anwar Ibrahim.

Menteri buru-buru menemani mereka, mulai  dari datang sampai makan dan bahkan mengatarkan mereka ke taksi yang menunggu.

Kedutaan-kedutaan yang merayakan Idul - Fitri juga biasanya membuka pintu untuk pengunjung.

Kalau pada saat-saat Lebaran tidak ada keluarga yang bisa kita kunjungi di Malaysia karena kita orang asing, ah, jangan berkecil hati. Seperti di tanah air kita, di sini selalu saja ada teman dan sahabat yang mengajak berlebaran ke kampungnya.

Selamat Idul Fitri, maaf lahir batin! (Dr. Ir. Adirukmi Noor Saleh – Intisari Mei 1989)

Baca juga: (Foto) 10 Tulisan Lucu Saat Mudik Lebaran yang Kocak dan Bikin Ngakak!