Find Us On Social Media :

Identik dengan Lebaran, Mudik Ternyata Bukan Lahir dari Muslim Nusantara, Lalu Siapa yang Memulai?

By Ade Sulaeman, Rabu, 13 Juni 2018 | 12:45 WIB

Pernyataan ini dapat dikatakan benar karena jika pulang kampung rata-rata orang mengarah ke arah Jawa.

Namun ada juga yang berkata bahwa kata mudik itu berasal dari bahasa Betawi.

Orang Betawi berkata bahwa mudik merupakan lawan dari kata "Melir".

Melir sendiri merupakan kata turunan dari kata "Belilir"yang artinya Utara.

Mengapa utara? Karena orang Betawi dulu menganggap bahwa tempat bekerja paling diincar orang adalah bagian utara Jakarta. 

Untuk menguatkan akar mudik berkaitan dengan tradisi islami, beredar pula argumen makna mudik dalam kajian ala Timur Tengah.

Kata mudik seperti istilah arab untuk "Badui" sebagai lawan kata "hadhory", sehingga dengan sederhana bisa diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke kampung halaman.

Mudik juga bukan lahir karena tradisi lebaran.

Sebab nenek moyang bangsa Indonesia sudah lebih dulu melakukan ritual mudik sebelum mengenal lebaran.

Beberapa ahli mengaitkan tradisi mudik dengan asal mula masyarakat Indonesia yang merupakan keturunan Melanesia dari Yunan, Cina.

Mereja adalah kaum yang dikenal sebagai pengembara dan menyebar ke berbagai tempat untuk mencari sumber penghidupan. 

Pada bulan-bulan yang dianggap baik, mereka akan mengunjungi keluarga di daerah asal.

Biasanya mereka pulang untuk melakukan ritual kepercayaan atau keagamaan.

Pada masa kerajaan Majapahit, kegiatan mudik menjadi tradisi yang dilakukan oleh keluarga kerajaan. (Yoyok Prima Maulana)

Baca juga: Ditemukan di Israel, Mungkinkah Patung Kepala Mini Ini Menggambarkan Raja Kuno?