Find Us On Social Media :

Meski Tanpa Bius, Peradaban Inca Lebih Jago Melubangi Tengkorak daripada Dokter Perang Sipil Sekalipun

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 9 Juni 2018 | 19:30 WIB

Serta 160 tengkorak dari dataran tinggi di sekitar Cusco, ibukota Kekaisaran Inca, dari awal tahun 1400 M hingga pertengahan 1500-an M.

Baca Juga: Punya Mobil tapi Tak Ingin Mengganggu Lingkungan, Arek Suroboyo Ini Putar Otak untuk Memodifikasi Garasinya dan Hasilnya Sangat Inspiratif!

Dengan melihat tengkorak, jika tulang di sekitar lubang bedah tidak menunjukkan tanda-tanda penyembuhan, peneliti akan mengetahui bahwa pasien meninggal selama operasi atau segera setelahnya.

Sedangkan tulang muda yang tumbuh di sekitaran lubang pembedahan menunjukkan bahwa pasien dapat bertahan hidup.

"Hasilnya luar biasa," kata Kushner, keberhasilan pembedahan secara berturut-turu mencapai tibgkat 40 %, 53%, dan 75-83%.

Teknik-teknik juga tampak membaik dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Perbandingan antara Pesawat Kepresiden AS yang Antinuklir dan Pesawat Pemimpin Korut yang Usang dan Produk Perang Dingin Bak Bumi dan Langit

Yakni dengan menghasilkan lubang yang lebih kecil dan lebih sedikit pemotongan atau pengeboran, serta pengikisan yang lebih hati-hati.

Kushner dan Verano kemudian membandingkan tingkat keberhasilan tersebut dengan operasi tengkorak tentara pada masa Perang Sipil Amerika.

Ahli bedah medan perang juga merawat luka kepala dengan memotong tulang.

Namun menurut catatan medis Perang Sipil, keberhasilan pembedahan hanya sekitar 44%-54% sehingga banyak pasien meninggal.

Baca Juga: S-400, Sistem Rudal Canggih Buatan Rusia Seharga Rp5,5 Triliun yang Diinginkan Banyak Negara Namun 'Dicemaskan' AS