Find Us On Social Media :

Badan Anda Panas Tapi Tidak Mau Minum Obat? Coba Saja Ramuan Tradisional Ini!

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 8 Juni 2018 | 04:00 WIB

Intisari-Online.com – Panas dalam sebenarnya bukan penyakit.

Ini hanyalah istilah yang kadung dipopulerkan masyarakat. Soalnya, secara medis, istilah itu sama sekali tak dikenal.

Makanya harus diluruskan dulu, yang dimaksud panas bukanlah hanya panas suhu di dalam badan.

Namun, juga kondisi organ dalam tubuh, terutama lambung, usus besar, dan usus kecil. Di sinilah sering terjadi ketidakseimbangan.

Bila organ lambung panas misalnya, timbullah luka sariawan di bibir disertai hawa mulut panas dan terkadang bau.

Baca juga: Cegah Panas Dalam dengan Minum Air dari Kulit Durian, Memangnya Ampuh?

Sementara panas di usus kecil menyebabkan kencing berkurang, agak merah, terkadang anyang-anyangan, sariawan di gusi atau lidah, serta buang air besar keras atau susah.

Bisa saja, panas yang dirasakan di dalam badan hanya gejala awal radang tenggorokan. Selain sariawan, juga dirasa tenggorokan perih dan gatal. Terkadang, agak panas menggelitik.

Kemungkinan itu karena virus, atau infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Ada tiga jenis ISPA yang biasa menyerang.

Kalau menyerang hidung dan tenggorokan, lazim disebut rhiopharyngitis. Bila hanya menyerang tenggorokan, disebut pharyngitis.

Yang agak fatal tonsillopharyngitis, yakni selain tenggorokan, biasanya juga mengganggu kelenjar amandel.

Sampai saat ini tak diketahui pasti, apa penyebab sairawan (stomatitis altosa). Namun, ada banyak faktor yang bisa memicu timbulnya sariawan, antara lain.

- Trauma (misalnya tergigit, kena sikat gigi, ada gigi berlubang yang pinggirnya tajam, tertusuk duri ikan, pemakaian gigi palsu, dan Iain-Iain)

- Stres (tentu hanya penderitanya yang tahu). Ada orang yang setiap "tanggung bulan" kena sariawan.

- Alergi terhadap makanan tertentu: coklat, cuka, sambal, susu, kacang, dan Iain-lain. (Dapat dievaluasi dengan mencatat, makanan apa yang setiap kali habis dimakan, kemudian menimbulkan sariawan).

- Gangguan hormonal. Pada wanita tertentu, setiap kali haid dapat juga memunculkan sariawan.

- Gangguan pencernaan, semisal sukar buang air besar.

- Kekurangan vitamin, seperti vitamin C/asam folat, vitamin B12.

- Kelainan darah, misalnya anemia.

- Infeksi virus, biasanya diawali dengan demam dahulu 2 - 3 hari sebelumnya. Contohnya, penderita herpes.

- Sariawan karena faktor keturunan.

Baca juga: Ingat! Meski Terasa Panas, Luka Bakar Justru Tak Boleh Disiram dengan Air Dingin Apalagi Es

Tanpa obat, sebenarnya sariawan bisa sembuh dalam waktu maksimal 14 hari, kecuali yang ukurannya lebih dari 1 cm, bisa bertahan hingga tiga minggu.

Di dekat luka lama, sariawan dapat saja timbul kembali, sehingga kesannya tidak pernah sembuh-sembuh.

Namun, luka yang lama seharusnya sudah sembuh dalam waktu 2 - 3 minggu.

Jika tidak sembuh juga, harus diperiksa kemungkinan dampak lain dari sariawan, misalnya tingkat keganasannya.

Pemberian obat-obatan di atas permukaan luka sariawan, biasanya bisa mengurangi rasa sakit atau mengurangi kemungkinan infeksi, namun selama faktor pemicunya tidak diatasi atau dihilangkan, maka sariawan ini akan selalu kembali, cepat atau lambat.

Jalur alternatif melawan panas

Ada berbagai alternatif cara penyembuhan panas dalam secara tradisional. Antara lain mengonsumsi:

Cincau hijau

Menurut penelitian tim dari Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor bersama Bagian Anatomi Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cincau hijau mempunyai aktivitas antioksidan dan mampu mematikan sel kanker.

Baca juga: Memanfaatkan Degan atau Kelapa Muda Untuk Penurun Panas, Begini Lho Caranya

Daun lidah buaya

Ambil lidah buaya yang dagingnya sudah tebal dan panjang, lalu kupas dan bersihkan.

Jika Anda malas merebusnya, dan merasa nyaman dengan baunya yang agak anyir, tak masalah, segera masukkan lidah buaya tadi ke kulkas. Sebelumnya, sirami dengan madu.

Setelah disimpan selama sekitar setengah jam, lidah buaya siap dikonsumsi.

Meniran (Phyllantus unnaria)

Sebagai analgesik, dapat menghilangkan nyeri/sakit, diuretik (peluruh air seni), mengobati sariawan mulut, peluruh dahak, penurun panas, dan bisa mengobati diare.

Keji beling (Strobilanthes cryspus)

Selain sebagai antipiretik/penurun panas, juga mengobati batu saluran kencing, kandung empedu, dan ginjal.

Batu tahu (Gypsum fibrosum/shi gao)  

Selain sebagai antipiretik/penurun panas, juga mengobati panas dalam, sakit perut, kepala pusing, rasa haus karena panas, dan menyegarkan badan.

Baca juga: Perhatikan, Sebaiknya Minuman Jahe Tidak Diseduh dengan Air Panas