Find Us On Social Media :

Ratu yang Sederhana dan ketika Masih Muda Berpacaran di Atas Es Itu Akhirnya Turun Tahta

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 10 Juni 2018 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com – Tanggal 30 April 1980, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-71, Ratu Juliana turun tahta.

Tanpa terasa sudah lewat 31 tahun sejak la menjadi ratu tanggal 6 September 1948. Mungkin itu adalah saat yang tepat untuk menengok ke belakang.

Sebetulnya pengumuman penyerahan tahta ini wajar saja. Semua orang Belanda sudah merasa bahwa waktu sudah dekat. Hanya saatnya yang tidak terduga-duga. Sudah bertahun-tahun orang berspekulasi bahwa Ratu Juliana akan turun tahta pada hari ini atau hari itu.

Ternyata meleset semua. Maka pengumuman yang dilakukan pada hari ulang tahunnya ke 42 Putri Beatrix tanggal 31 Januari yang lalu agak mengejutkan. Radio Hilversum mengubah semua acaranya pada hari itu untuk memberitakan dan mengulas hal ini.

Persiapan sebetulnya sudah lama dilakukan. Ketika seorang rekan pada musim panas tahun 1978 ke Den Haag, temannya mengajak ia lewat di muka istana Noordeinde yang waktu itu sedang direstorasi untuk dipersiapkan menjadi istana Ratu Beatrix kelak.

Baca juga: Terbiasa Makan Enak di Istana, di Negara Ini Ratu Elizabeth II Malah Disuguhi Kalong Bakar dengan Lalat Berterbangan di Sekelilingnya

Untuk ukuran seorang ratu, istana itu sederhana, tetapi yang paling tua di Negeri Belanda. Letaknya agak terhimpit di antara rumah-rumah orang biasa. Rumah itu memang bukan khusus dibangun untuk dihuni kepala negara.

Tahun 1951 Louise de Coligny, janda Willem van Oranye masuk ke rumah itu dengan anak-anaknya sebagai "rombongan" pertama keluarga Oranye. Rumah itu sebetulnya dibangun oleh seorang penagih pajak yang kaya raya dan baru kemudian naik pangkat menjadi istana.

Namun sebelum istana ini menjadi tempat kediaman resmi Ratu Beatrix, gedung itu juga dimanfaatkan oleh Instituut voor Sociale Studies (Lembaga untuk penyelidikan sosial). Masa itu dinding dan langit-langitnya ditutup rapat untuk pelindung.

Perayaan pertunangan Ratu Juliana tahun 1936 juga dirayakan di situ. Yang mungkin menarik bagi kita: di situ ada ruangan yang disebut "Indische Zaal" (ruang Hindia Belanda) yang penuh kayu ukir-ukiran dari dinding sampai langit-langit.

Di atas tahta tinggi bersila patung-patung buddhis seperti Prajnaparamita. Sebuah lampu gantung dengan tigapuluh lampu dan lampu dinding melengkapi ruangan unik ini, hadiah dari Sunan Solo pada perkawinan Ratu Wilhelmina tahun 1901.

Baca juga: Naik Kereta Kerajaan Bertarif Rp1 Miliar Sekali Perjalanan atas Undangan Ratu Elizabeth, Meghan Markle Cetak Sejarah

"Pacaran" di atas es