Find Us On Social Media :

Tragedi Chapecoense dan Kecelakaan-kecelakaan Pesawat yang Melibatkan Tim Sepakbola Lainnya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 29 November 2016 | 19:22 WIB

Pesawat jatuh

Intisari-Online.com - Dunia sepakbola kembali ditimpa berita duka. Kali ini melibatkan para pemain klub sepakbola asal Brasil Chapecoense. Pesawat yang mereka tumpangi untu laga final Copa Sudamericana terjatuh di Colombia. Tragedi Chapecoense ini sontak mengingatkan kita pada kecelakaan-kecelakaan pesawat yang melibatkan tim sepakbola lainnya.

Baca juga: Pesawat Pembawa Pemain Klub Sepakbola Brasil Chapecoense Terjatuh Sehari Sebelum Bertanding di Final

Masih ingat dengan Tragedi Munich. Ini adalah salah satu tragedi sepakbola paling dikenang sepanjang sejarah. Peristiwa yang terjadi pada 6 Februari 1958 yang melibatkan klub besar Inggris Manchester United, bermula ketika maskapai British European Airways dengan nomor penerbangan 609 hendak lepas landas. Landasan yang dipenuhi salju dan lumpur membuat pesawat tak mampu mencapai kecepatan ideal. Pesawat meluncur keluar runway sehingga menabrak bangunan di sekitar bandara.

Sebanyak 20 penumpang tewas dalam kejadian ini, termasuk bintang-bintang MU seperti Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman yang populer dengan sebutan Busby Babes.

Lalu ada Tragedi Superga yang melibatkan klub Italia paling mentereng waktu itu, Torino F.C. Cuaca buruk membuat pilot Italian Airways menurunkan ketinggian untuk mencari jarak pandang yang lebih baik. Tapi sial, keputusan ini justru berujung maut. Pesawat FIAT G212CP itu menabrak sebuah gereja di atas bukit di Superga, Italia.

Seluruh 31 penumpang pesawat itu tewas, 18 di antaranya adalah pemain Torino yang ketika itu dijuluki Il Grande Torino (Torino Terbesar) dan menjadi salah satu klub tersukses di Italia dan Eropa. Kesedihan tak berlaku untuk Torino semata, tapi juga tim nasional Italia.

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada 24 September 1969. Sebanyak 25 pemain Bolivia tewas setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh di kawasan pedesaan yang terletak di Viloco. Karena sulitnya medan, pesawat ini baru ditemukan dua hari kemudian.

Timnas Zambia juga pernah mengalami hal serupa. Ketika hendak mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 1994 di Senegal, pesawat yang mereka tumpangi tiba-tiba mengalami kerusakan mesin sesaat setelah lepas landas. Pilot yang mengambil keputusan salah semakin membuat pesawat kehilangan tenaga dan jatuh menghantam lautan. Pada kejadian 28 April 1993 itu, sebanyak 18 pemain timnas Zambia tewas.

Pada 8 Desember 1987 sebuah pesawat mengalami kecelakaan akibat kesalahan pilot yang disebut kurang berpengalaman. Sialnya, dalam pesawaat itu terdapat pemain dan ofisial klub Peru Allianza. Hanya pilot yang selamat dalam tragedi tersebut.