Find Us On Social Media :

Di Bengkulu, Raflesia Mekar Tanpa Perlu "Mengejutkan"

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 29 November 2016 | 14:31 WIB

Bunga Rafflesia mekar

Intisari-Online.com – Bumi Rafflesia. Demikian Provinsi Bengkulu menamakan dirinya. Kemunculan bunga yang seakan tiba-tiba, merekah begitu saja dari Bumi dengan ukuran raksasa sebagai bunga terbesar di dunia. Kini, ketika Bumi Rafflesia berbenah, kita bisa mendapati “keterkejutan” itu dengan lebih terencana.

--

Senja sebentar lagi lenyap. Gelap akan menyelimuti Cagar Alam Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Jika menjadi gelap, maka Rafflesia arnoldii yang dikabarkan mekar itu hanya akan samar terlihat. Harapan mengambil gambar pupus. Sementara, jalan berkelok Trans Sumatra belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Ada rasa berdebar. Ada rasa tidak sabar. Melihat bunga terbesar di dunia mekar, memikat wisatawan yang datang ke Bengkulu, apalagi yang suka tanaman.

(Baca juga: Harap Hati-hati, Ratusan Buku Nikah di Bengkulu Dicuri Maling)

Menurut Agus Susatya, peneliti Rafflesia di Universitas Bengkulu, ada 20 lokasi di Bengkulu sebagai titik lokasi Rafflesia arnoldii memunculkan bunganya yaitu Cagar Alam Pagar Gunung (Kepahiyang), Air Musno (Lebong), Cagar Alam Taba Penanjung I dan II (Bengkulu Utara), Kemumu (Bengkulu Utara), Beringin Tiga, dan Taba Rena (Rejang).

Kira-kira dua jam dari pusat kota Bengkulu, Taba Penanjung seperti jajaran bayangan pohon berwarna gelap di pinggir jalan. Senyap. Cahaya remang dari telepon seluler dan medan yang miring merupakan perpaduan yang mendebarkan, walau hanya menempuh jarak sekitar 25 m dari jalan raya.

Keresahan itu lenyap ketika sosok bunga raksasa itu terlihat samar, mekar di kaki. Rafflesia arnoldii dengan diameter 40 cm mekar pada hari ketiga, berpegang kokoh di kemiringan lahan. Di sekitarnya, terdapat akar dan batang Tetrastigma (tumbuhan inang) yang menahan tanah tidak longsor. Beberapa kuncup bunga, besar dan kecil, tumbuh tersebar di sekitarnya. Indah, bahkan menyentuhnya pun tidak punya kekuatan. Keindahan spesifik dan personal yang tidak bisa diungkapkan dengan tepat benar, hanya dipahami oleh para botanis dan pecinta tanaman.

Disetarakan satwa

Memasuki kawasan Bumi Rafflesia, kita akan melihat logo bergambar Rafflesia dalam berbagai bentuk, di segala penjuru Bengkulu. Dari mulai yang menempel di gapura selamat datang, dibuat tugu, corak di kain tenun besurek (kain tenun khas Bengkulu), hingga menghiasi gambar penganan yang dijual di toko oleh-oleh. Namun belum semua orang di Bengkulu memahami keberadaan bunga ini sebagai tumbuhan penting.

(Baca juga: Kepala Lapan Yakini Benda Asing yang Jatuh dari Langit di Bengkulu adalah Meteorit)

Hingga kini, pengrusakan Rafflesia kerap terjadi. Sebagai contoh ketika field trip peserta simposium ke Wisata Alam Palak Siring, Kemumu, Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Tengah. Lokasi itu telah ditandai panitia sebagai tempat mekarnya Rafflesia. Hanya sayang, satu hari menjelang kunjungan, justru ada orang yang merusaknya. Padahal, untuk izin pertukaran spesimen saja, khusus untuk Rafflesia harus dengan izin presiden. Bagaimana bisa warga justru merusaknya?

 “Sudah dibabat orang. Entah apa maksudnya,” kata Sofian Ramadhan, Koordinator KPPL Bengkulu. Komunitas ini punya kepedulian untuk menjaga dan mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap Rafflesia.

Wisata Alam Palak Siring berupa hutan wisata dengan air terjun yang dikelilingi cadas hijau. Di sini, Rafflesia arnoldii kerap mekar. Lokasi tumbuh bunga berada di sebelah kiri jalan, kira-kira 100 m dari pintu gerbang Palak Siring. Knop (calon bunga) banyak sekali tumbuh seukuran bola tenis. Menyembul berwarna cokelat di akar liana, tanaman inang Rafflesia. Hanya sayang, yang siap akan mekar sudah ditebas orang.

Karena kerusakan yang semakin mengkhawatirkan, juga menyempitnya habitat, bersamaan dengan simposium tersebut dibentuklah Forum Konservasi Rafflesia dan Amorphophallus yang beranggotakan peneliti, pemerintah, dan masyarakat. Bersamaan dengan diluncurkan Rencana dan Strategi Aksi Konservasi (RSAK) untuk bunga bangkai. Menurut Dr. Irawati, RSAK ini merupakan yang pertama di Indonesia untuk tumbuhan. Biasanya dilakukan untuk satwa. Rafflesia punya keistimewaan ini.