Pesona Danau Tes, Danau Terbesar di Bengkulu

Agus Surono

Editor

Pesona Danau Tes, Danau Terbesar di Bengkulu
Pesona Danau Tes, Danau Terbesar di Bengkulu

Intisari-Online.com- Yang bersekolah di sekolah dasar pada rentang tahun 80-an pasti mengenal Kabupaten Rejang dan Lebong, penghasil emas di Bengkulu. Di balik kemilau emas itu ternyata terdapat sebuah danau yang menyuplai kebutuhan listrik kota itu.

Danau Tes, begitu nama danau terbesar di Bengkulu ini. Meski belum tergali maksimal, kecuali pasirnya yang digali, namun pesona danau ini layak dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Menunggu waktu matahari terbit bisa menjadi awal menikmati keindahan danau ini seperti yang dituturkan oleh kontributor Kompas.com, Firmansyah, berikut ini.

Waktu masih menunjukkan pukul 05.30 WIB. Dingin masih terasa menggelayuti sekujur tubuh meski sarung tidur masih lengkap terpakai. Namun, keinginan untuk menikmati munculnya matahari pagi di balik bukit di Danau Tes mengalahkan rasa malas dan dinginnya pagi.

Tak banyak memang yang menyadari jika momen menunggu terbitnya matahari di Danau Tes, Kabupaten Lebong merupakan kenikmatan rasa dan mata tersendiri, bahkan penduduk setempat sekalipun. Danau ini terbentang memanjang dari Desa Kota Donok sampai Tes di hulu Sungai Ketahun, Kabupaten Lebong, seluas 750 hektare, dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Pada zaman penjajahan Belanda di Bengkulu terutama masa penambangan emas di Lebong (tahun 1912), Danau Tes sudah dimanfaatkan dan dibangun sebagai Tenaga Listrik (hingga saat ini terpasang 4x4 MW) dengan cara dibendung guna menerangi pertambagan emas di Lebong Simpang, Tambang Sawah, dan Kota Muara Aman.

Danau ini sangat indah, gugusan Bukit Barisan tampak mengepung, pagi itu, pemandangan semakin cantik tatkala kabut masih berembus di sekitar danau. Bau kabut dan segarnya hutan begitu terasa saat saraf di hidung mulai bekerja mengirim pesan ke otak sehingga menghasilkan rasa yang direfleksikan menghasilkan rasa nyaman dan tenang.

Danau ini berada di Desa Kota Donok, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong. Dari Bandara Fatmawati Soekarno kita dapat mengendarai mobil dan motor dengan jarak tempuh sekitar empat jam. Ada dua jalur menuju Kabupaten Lebong yakni Jalur Kabupaten Rejang Lebong atau bisa menggunakan Jalur Kabupaten Bengkulu Utara.

Jalur Bengkulu Utara relatif lebih cepat satu jam namun, jalur tersebut infrastruktur jalannya masih relatif jelek. Danau Tes tepat berada di tepi jalan penghubung antara Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong, jadi kendaraan anda dapat langsung dibawa ke lokasi tak perlu berjalan kaki.

Pagi itu, masih ditemani kabut, dan dinginnya hutan, kicau burung mulai bersahutan meski masih sepi, pertanda mahluk berbulu tersebut mulai juga hendak meninggalkan peraduan guna mencari rezeki. Perlahan semburat mentari berwarna emas mulai muncul seperti tempurung kura-kura awalnya dari balik kedua bukit, lalu bulat sempurna dan mulai beranjak naik, perlahan pula kabut tebal mulai menipis karena terbakar hawa panas.

Perlahan pula pemandangan sempurna Danau Tes terlihat jelas. Ternyata sudah ada beberapa nelayan bersama sampan di danau itu mencari ikan berbekal jala. Beberapa petani yang hendak ke kebun terlihat ramah menyapa. "Lihat danau kok pagi sekali dek," sapa salah seorang petani dengan logat kental bahasa Suku Rejang.

Di pinggir danau tampak juga berdiri beberapa warung kecil menyediakan makanan dan minuman, lumayan sebagai pelepas lapar dan menghangatkan perut. Kopi merupakan pilihan favorit. Danau Tes merupakan sumber penghasilan bagi warga setempat karena daerah itu menghasilkan ikan dan kijing, sejenis lokan besar berwarna hitam. Warga setempat menjual kijing tersebut dengan harga Rp30.000 per ember. Lumayan nikmat dan legit daging kijing itu jika dimasak dan diolah dengan baik.

Menjelang matahari semakin tinggi meninggalkan peraduan, tampak beberapa truk berbondong masuk ke kawasan danau. Ternyata aktivitas pertambangan pasir yang mengambil dari dasar danau telah berlangsung cukup lama di danau tersebut.

Sungguh sayang bila danau dengan panorama alam yang sempurna tersebut rusak secara perlahan dengan aktivitas pertambangan pasir. Kawasan tersebut merupakan objek wisata Kabupaten Lebong, tak sepopuler objek wisata lain di Bengkulu karena kurangnya promosi dan penataan kawasan.