Amerika menempati urutan kedua. Dibandingkan dengan Burma, sifat pemurah hati Amerika yang didasarkan pada konsep religius lebih sedikit. pertimbangannya lebih pada kemanusiaan.
"Tindakan berdasarkan ROI (Return On Investment/timbal balik) lebih sedikit. Yang saya hargai dari Amerika dalam memberi adalah mereka menganggapnya sebagai model yang lebih mengarah pada perasaan sesama," jelas Hninzi Thet yang kini tinggal di Baltimore, Amerika.
Selain itu, di Amerika juga banyak organisasi nirlaba yang bergerak untuk membantu orang. Bahkan, di daerah pedesaan, banyak yang ingin menjadi sukarelawan.
Di kota kecil, Lucketts, Virginia, tradisi saling membantu malah sangat kuat. Warga suka saling membagi dan memberi.
3. Australia
Di Australia, semua orang memiliki peluang sama untuk sukses. Istilah mereka "A Fair Go". Ini menjadi ini kultur Australia.
"Artinya, ada kesempatan untuk sukses dalam segala hal dan bidang tanpa merugikan orang lain," kata Erik Stuebe, seorang manajer di InterContinental Melbourne The Rialto.
"Ada rasa hormat tinggi kepada seseorang yang sukses dan tetap sederhana dan rendah hati," lanjutnya.
Mereka juga peduli kepada sesama, dari negara mana pun. "Ketika terjadi Tsunami di Indonesia pada 2004, Australia mendonasikan 42 juta dolar AS ke Indonesia," kata Dailakis.
Di Australia juga ada gerakan Movember Foundation. Yayasan yang berdiri pada 2003 ini mesuport pria seluruh dunia untuk menumbuhkan kumis pada bulan November untuk mengumpulkan dana. Dana yang terkumpul untuk membantu kesehatan pria di seluruh dunia.
Australia sangat bangga akan kepercayaan sosial mereka dan jaringan keamanan, juga sistem kesehatan yang membuat warganya nyaman.
4. Selandia Baru