Belajar Menjadi Pemimpin yang Baik dari Raja Monyet

Ade Sulaeman

Penulis

Monyet-monyet di India Melempari Pemuka Agama hingga Meninggal

Intisari-Online.com – Alkisah, ada kerajaan monyet di sebuah hutan. Raja Monyet itu sangat besar, sangat baik, dan bijaksana. Suatu hari, Raja Monyet sedang berjalan-jalan dan ia melihat pohon mangga di sepanjang sisi sungai. Ia juga melihat sebuah kerajaan manusia di hilir sungai.

Ia kemudian memerintahkan monyet-monyet untuk mengambil semua mangga dari pohon itu, “atau akan ada bencana.” Monyet-monyet itu tidak mengerti maksud Raja mereka, tetapi mereka melakukan apa yang diperintahkan. Semua mangga diambil dari pohon-pohon itu, kecuali satu. Yang satu ini tempatnya agar tersembunyi.

Hingga pada suatu hari, mangga ini sudah matang dan jatuh ke sungai. Sungai itu mengalir hingga ke hilir di mana Raja manusia sedang mandi. Ia melihat mangga itu dan menanyakan kepada Perdana Menteri apakah itu. Perdana Menteri mengatakan bahwa itu adalah “mangga”, buah dengan rasa eksotik.

Raja kemudian memerintahkan agar mangga itu dipotong-potong kecil dan ia memberikan sepotong kecil untuk masing-masing menterinya. Setelah melihat ternyata mangga itu tidak beracun, ia memakan sisanya dan menyadari betapa lezatnya buah itu. Ia pun menginginkan lebih.

Keesokan harinya, raja manusia dengan pasukannya, pergi ke hulu untuk buah-buahan itu lebih banyak. Memang banyak pohon mangga, tetapi juga banyak monyet. Raja manusia tidak ingin berbagi mangga itu dengan monyet, sehingga ia memerintahkan mereka untuk di bunuh. Ah, pembantaian pun dimulai.

Kabar itu sampai kepada Raja Monyet, ia hanya berkomentar, “Hari telah tiba.” Ribuan monyet dikejar sampai ke tepi hutan. Ada tebing dalam di tepi hutan, dan hutan bambu di sisi lain dari tebing. Raja Monyet melihat jika rakyatnya bisa menyeberang ke hutan bambu, maka mereka akan selamat.

Dengan tubuhnya yang tinggi besar, ia menjadi sebuah jembatan di atas tebing dan ribuan monyet berlari di atasnya untuk mencari selamat ke hutan bambu. Ia mengalami semua rasa sakit. Salah satu monyet itu tidak suka kepada Raja dan ia melihat ini sebagai sebuah kesempatan. Saat ia sedang menyeberang melalui tubuh Rajanya, ia menusuk tombak hingga melukai jantung Raja. Raja menjerit kesakitan, tapi ia menahan rasa sakitnya hingga semua rakyatnya aman di seberang. Kemudian ia pingsan.

Raja manusia menyaksikan semuanya. Ia sangat tersentuh. Lalu, ia memerintahkan agar Raja Monyet diselamatkan. Ketika Raja Monyet pulih kesadarannya, Raja Manusia bertanya, “Anda adalah Raja mereka, kenapa Anda repot-repot mati untuk mereka?”

Raja Monyet menjawab, “Karena aku adalah Raja mereka.” Setelah itu, ia mati.

Raja manusia sangat tesentuh, hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang raja yang baik sejak saat itu. Ia pun memerintahkan agar monyet-monyet di hutan bambu dilindungi dari bahaya selamanya.

Artikel Terkait