Find Us On Social Media :

Terkadang, Dukungan Bisa Diberikan Dengan Cara Sederhana Seperti Menggunakan Kata-kata

By Mentari Desiani Pramudita, Rabu, 16 November 2016 | 18:06 WIB

Kisah dua orang pria dan sebuah jendela di rumah sakit.

Intisari-Online.com- Di sebuah ruang perawatan rumah sakit, ada dua orang pria yang tengah terbaring sakit. Pria pertama diharuskan duduk di tempat tidur setiap sore hari agar bisa mengosongkan cairan di paru-parunya. Sementara pria kedua harus berbaring di atas tempat tidur karena punggungnya tidak bisa digerakkan.

Setiap sore, kedua pria tersebut saling berbicara. Mereka membicarakan berbagai hal. Mulai dari keluarga, pekerjaan, sampai cerita sama kecil.

Suatu hari, pria pertama menceritakan kepada pria kedua tentang apa saja yang ia lihat dari jendela yang tepat berada di samping tempat tidurnya. Dengan bahagia, ia menjelaskan setiap detail kegiatan dan warna-warna indah di luar sana.

Sementara si pria kedua mendengarkan sambil mata terpejam. Ia dengan bahagia juga membayangkan keadaan di luar sana.

“Di luar jendala, tampak sebuah taman dengan kolam ikan. Begitu indah. Ada itik, angsa, dan anak-anak yang bermain di sekitarnya,” kata pria pertama sambil menatap ke luar jendela di suatu sore.

“Ada pelangi. Pelangi muncul setelah hujan. Ia berkilauan di atas sana. Sangat indah,” kata pria pertama di hari kedua.

“Wow, kali ini ada parade. Ada karnaval. Ada badut. Semua orang tersenyum dan bahagia,” kata pria pertama lagi.

Begitulah yang pria pertama lakukan setiap sore. Melihat kegiatan apa saja di luar sana melalui jendela kepada si pria kedua.

Suatu pagi, seorang perawat datang memeriksa kedua pasien tersebut. Namun ia menyadari bahwa pria pertama telah meninggal dunia.

Sepeninggalan pria pertama, pria kedua meminta perawat memindahkannya ke tempat tidur yang dekat dengan jendela tersebut. Kali ini, ia mencoba melihat secara langsung.

Perlahan, si pria kedua bangun dari tempat tidurnya. Walau merasa sakit ia tetap mencoba. Akhirnya ia bisa bangun dan menikmati semua keindahan itu. Namun ketika ia melihat apa yang ada di luar sana melalui jendela tersebut, pria kedua tertegun. Sebab, jendela itu menghadap ke sebuah tembok kosong.

Pria kedua langsung bertanya kepada perawat yang masuk ke dalam ruangannya. Ternyata, pria pertama tersebut buta. Ia tidak bisa melihat tempok tersebut apalagi pemandangan super indah yang selama ini dia ucapkan.

“Mengapa dia melakukan itu pada diriku?” kata pria kedua pelan.

Perawat tersenyum. “Mungkin ia ingin memberimu semangat hidup,” jelas perawat.

Kita percaya, bahwa setiap kata akan bermakna bagi setiap orang yang mendengarkannya.

Kita percaya, bahwa dalam kata-kata ada kekuatan yang sangat kuat tersimpan.

Kita percaya, bahwa kata-kata yang sopan dan santun akan bernilai dukungan dan motivasi bagi setiap langkah manusia.

Ada hal-hal sederhana yang orang lain lakukan untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan hal buruk tidak akan mengubah situasi. Tetapi menyampaikan kebahagian akan melipatgandakan kebahagaian itu sendiri.