Find Us On Social Media :

Menabung Tidak dengan Celengan atau Bank? Contohlah Bu Agung Ini!

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 6 November 2016 | 08:02 WIB

Perhiasan emas sebagai tabungan atau investasi.

Intisari-Online.com – Banyak cara menabung, namun ide Bu Agung ini boleh juga. Bu Agung, lengkapnya Agung Prabawati, tidak menyimpan uang di celengan seperti zaman sebelum bank menjamur atau menyimpan uang di bank seperti zaman sekarang. Bagi saudara sepupu saya ini menabung merupakan target yang harus dicapai. Dengan demikian di akhirtahun ia sudah bisa memperkirakan berapa "kekayaan" yang dimilikinya.

Apa yang menjadi target Bu Agung? Sederhana saja: menyisihkan uang seharga 2,5 g emas! Itu target minimal lo. Syukur-syukur bisa lebih dari itu. Nah, setelah terkumpul, uangnya akan diwujudkan dalam aneka rupa perhiasan. Pada dasarnya Bu Agung ini memang senang dengan pemak-pernik perhiasan.

Karena modal awal kecil, maka perhiasan pertama yang dimiliki Bu Agung adalah seuntai kalung yang tipis. Benar-benar tipis, setipis benang. Bulan berikutnya uang target Bu Agung dialihrupakan dalam cincin. Dengan begitu, tabungannya sudah 5 g emas. Bulan ketiga bertambah lagi. Terus begitu. Di akhir tahun Bu Agung sudah memperkirakan akan memiliki 30 g emas.

Bagaimana kalau tiba-tiba saja Bu Agung membutuhkan dana segera? Emas tadi tidak "dilipat" ke toko emas, tapi di-"sekolah"-kan ke Pegadaian. Ya, Bu Agung mengamini betul dengan jargon Perum Pegadaian yang "mengatasi masalah tanpa masalah" itu. Daripada dijual yang belum tentu dapat diperolehnya kembali mending digadaikan dan tinggal membayar bunganya saja.

Kelihatan sederhana dan mudah dalam perhitungan, namun cukup sulit dalam pelaksanaannya. Bagaimana dengan harga emas yang semakin meroket? Hanya motivasi kuat yang melekatlah yang membuat berinvestasi ala Bu Agung ini berjalan sebagaimana mestinya.  [Martina Lona Jusita, di Malang]