Intisari-Intisari.com - Haritua seharusnya menjadi masa-masa yang paling bahagia. Ini adalah masa di mana kita tinggal menikmati jerih payah di usia muda. Oleh sebab itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dan tepat guna. Dan Muhammad Farhan, presenter dan pembawa acara di televisi dan radio, sepertinya sangat memahami itu. Ia memilih investasi reksadana untuk mengamankan hari tuanya.
Meskipun berprofesi sebagai selebritis kenamaan, tidak menjamin hari tua Farhan aman-aman saja. Ia membutuhkan siasat yang jitu supaya masa tuanya—keluarga dan anak-anaknya—aman-aman saja, terlebih dalam hal keuangan. Investasi—lebih tepatnya investasi reksadana—menjadi pilihannya di antara skema-skema investasi lainnya.
Satu hal yang paling ia rasakan dari investasi adalah ketika anaknya sakit dan kemudian meninggal dunia. “Tidak ada satu pun skema asuransi yang mau meng-cover anak saya (yang berkebutuhan khusus), tapi investasi bisa melakukannya,” ujar laki-laki yang sudah mulai berinvestasi sejak 1996 ini.
Satu hal yang selalu ia pegang bahwa asuransi penting tapi investasi lebih penting.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari tua kita. “Ada beberapa hal yang tidak bisa diatasi oleh manajemen keuangan lainnya tapi bisa diatasi oleh investasi,” Farhan memperingatkan.
Apa yang tepat untuk hari tua?
“Semua orang menginginkan hari tua yang menyenangkan. Sebagian sudah mengikuti program pensiun dari kantor tempat mereka bekerja, tapi tak sedikit pula yang merasa bahwa itu saja belum cukup,” ujar Prita Hapsari Ghozie, perencan keuangan dari ZAP Finance, dalam acara Investasiku Masa Depanku Bersama Danareksa pada Sabtu (23/1) di bilangan Senayan, Jakarta, mengamini Farhan.
Pernyataan Prita diperkuat oleh hasil survei Danareksa Investment Management (DIM) dan Danareksa Research Institute pada November 2015 yang menyebut, 70% dari 300 pekerja yang berada di Jabodetabek dan Surabaya mengaku sudah berpartisipasi dalam program pensiun yang diselenggarakan oleh kantor. Tapi sayangnya, 30% dari 70% itu mengaku bahwa itu dirasa belum cukup untuk persiapan hari tua alias pensiun. Oleh sebab itu dibutuhkan skema lainnya untuk persiapan hari tua ini.
Pertanyaannya kemudian: skema investasi apa yang cocok untuk hari tua? Belum lama ini DIM baru saja meluncurkan program Investasiku Masa Depanku (IMD), sebuah porgram yang bertujuan untuk mempersiapkan pensiun dengan kemapanan finansial yang dikelola dengan baik oleh Manajer Investasi (MI) reksadana. Dan kabarnya, ini yang pertama di Indonesia.
Untuk mengikuti program ini, kita bisa memulainya dengan angka Rp200 ribu. Bagi kita para pekerja kantoran, dana ini terbilang sangat terjangkau. Yang juga memudahkan, program ini menggandeng Bank Central Asia (BCA) dalam transaksi autocollection yang memungkinkan kita melalukan proses transfer bulanan secara otomatis.
Selain itu, ada beberapa kemudahan mengikuti reksadana. Mengutip Wiko Harry Tanata dalam bukunya Membangun Personal Wealth: Menuju Masa Depan Lebih Terencana, keuntungan reksadana antara lain adalah murah—bisa memulai investasi dari angka Rp100 ribu, likuid, diversifikasi, ia dikelola secara profesional, transparan, fleksibel, dan pajak yang kecil.
Terlepas dari kemudahan-kemudahan di atas, kunci utama investasi reksadana, menurut Wiko, adalah niat dan konsinstensi. “Satu lagi, sisihkan, bukan sisakan!” tegas Wiko.